Cerdas-yes!!- Dalam era dinamika dan kompleksitas yang terus berkembang di dunia kesehatan, profesi keperawatan menjadi tulang punggung dalam memberikan pelayanan yang holistik dan berdaya guna. Namun, untuk tetap relevan dan efektif, keperawatan perlu bergerak seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pradigma keperawatan yang telah lama terukir perlu diuji ulang, dan mungkin, diperbaharui untuk memenuhi tuntutan zaman yang terus berubah. Pokok materi yang terdapat dalam pembahasan ini antara lain: Pengertian Pradigma Keperawatan, Pengertian Keperawatan, Konsep Holistic Care, Konsep Manusia, Konsep Sehat, Konsep Berubah, Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem.
"Ilustrasi: Konsep Dasar Keperawatan" |
Paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti contoh atau model, diambil dari kata kerja "Paradeiknumi." kata "Para" artinya disamping atau dekat, sedangkan kata "Deiknumi" artinya menunjukkan atau mengarahkan. Pada tahun 1962, seorang penulis Amerika Serikat yang bernama Thomas Kuhn, memperkenalkan kata paradigma secara teoritis dan modern. Kuhn percaya bahwa paradigma adalah temuan ilmiah yang sangat bermanfaat untuk mendefinisikan kerangka kerja dan menjelaskan model. Para ahli juga mendefinisikan paradigma sendiri sebagai keyakinan yang mengatur dan mengarahkan penyelidikan dalam disiplin ilmu untuk memecahkan masalah ilmiah dan mengatur serangkaian studi di lapangan. Kategori paradigma dibedakan oleh ontologis, epistemologis, dan metodologis peneliti dalam membuat konsep penelitian. Perbedaan kategori paradigma ini membuat paradigma satu tidak bisa dibandingkan dengan paradigma lain.
Paradigma keperawatan adalah dasar bangunan dengan tujuan dan nilai yang saling terkait. Cara seorang individu berpikir dan pengalaman mereka dalam membantu orang lain memainkan peran penting dalam pembentukan paradigma ini. Teori keperawatan, pada dasarnya, terbentuk dari ilmu pengetahuan, metode-metode, dan pengalaman individu dalam membantu orang lain mengatasi masalah. Paradigma keperawatan juga muncul dari pertukaran informasi dan nilai-nilai terkait konsep manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Keterkaitan konsep-konsep ini tercermin dalam budaya keperawatan, pengalaman kerja, dan nilai-nilai yang memengaruhi pemikiran individu melalui observasi terhadap suatu kejadian dan situasi.
B. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu yang berperan besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Perannya melibatkan perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan serta memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan mereka. Keperawatan juga terlibat dalam mencegah penyakit, memberikan perawatan, membuat diagnosis berdasarkan respons pasien, memberikan advokasi atau perlindungan bagi individu, keluarga, masyarakat, dan populasi. Saat ini, keperawatan juga turut serta dalam pembuatan kebijakan kesehatan, manajemen sistem kesehatan, dan pendidikan.
Di Indonesia, keperawatan didefinisikan dengan jelas oleh Undang-Undang Keperawatan No 38 Tahun 2014 sebagai kegiatan memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Pelayanan keperawatan profesional diperlukan dan harus berbasis pada ilmu dan kiat keperawatan. Perawat, yang bertugas memberikan pelayanan keperawatan, harus lulus dari pendidikan tinggi keperawatan yang diakui oleh pemerintah. Dalam memberikan pelayanan, perawat melakukan asuhan keperawatan melalui interaksi dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat diri.
Salah satu karakteristik khusus keperawatan yang membedakannya dari ilmu kesehatan lainnya adalah perilaku "Caring." Caring adalah nilai dasar yang dimiliki oleh manusia dan sangat terkait dengan keperawatan. Caring mencakup bantuan dan dukungan, dan merupakan nilai inti yang harus dimiliki oleh perawat. Perilaku "Caring" ini ditunjukkan kepada individu yang sehat maupun sakit, membantu mereka menjalankan kegiatan yang berkontribusi terhadap kesehatan, pemulihan, atau kematian yang bermartabat. Caring adalah tindakan atau perilaku perawat yang mencerminkan kepedulian terhadap kebutuhan dan keterampilan pasien, termasuk keterampilan kognitif, afektif, psikomotor, dan administratif.
C. Konsep Holistic Care
Holism dan Holistic berasal dari kata Yunani kuno "Όλος-holos" yang berarti semua atau seluruh. Dalam keperawatan, konsep holistik menggabungkan kehadiran dan penyembuhan menyeluruh dengan memperhatikan kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual individu. Holistik dalam keperawatan menghubungkan seni dan ilmu pengetahuan melalui analisis, intuisi, dan hubungan antara pikiran, semangat, dan kondisi tubuh seseorang. Tujuan holistik keperawatan adalah mengurangi atau mencegah penderitaan individu. Dalam ilmu keperawatan, terdapat lima nilai utama yang harus dimiliki oleh perawat profesional:
- Filosofi, teori, dan etika holistik.
- Holistik dalam proses caring.
- Holistik dalam komunikasi, menciptakan lingkungan terapeutik, dan menghargai keberagaman budaya.
- Holistik dalam pendidikan dan
penelitian.
Holistic Care adalah konsep yang menekankan perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan untuk mencegah kesakitan dan trauma. Selain itu, Holistic Care juga berfokus pada mengurangi penderitaan dan memberikan dukungan kepada individu untuk menemukan kedamaian, kenyamanan, dan keseimbangan dalam hidupnya. Konsep ini meyakini bahwa ketidakseimbangan dalam kehidupan individu dapat berdampak negatif pada seluruh fungsi kesehatannya.
Konsep Holistic Care mengharuskan peran perawat holistik yang memberikan perawatan tanpa paksaan dan dengan sepenuh hati kepada pasien. Perawat holistik dijelaskan sebagai seseorang yang bekerja dengan penuh dedikasi dalam merawat pasien, melakukan diagnosis, dan memberikan perawatan. Mereka harus memahami kondisi psikologis dan emosional pasien untuk memfasilitasi penyembuhan yang cepat. Peran perawat holistik juga melibatkan pasien dalam proses penyembuhan dan mendorong kemandirian dalam perawatan diri. Tujuan perawat holistik adalah memahami status kesehatan dan kesembuhan pasien, bertindak sebagai mitra untuk mempercepat proses kesembuhan, dan memberikan pelayanan secara menyeluruh mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
Manusia memiliki sifat, karakteristik, dan respons yang unik. Untuk bertahan hidup, mereka membutuhkan dukungan dari berbagai sistem, termasuk subsistem (sistem organ) dan suprasistem (keluarga, masyarakat, dan budaya). Manusia dianggap holistik karena memerlukan keseimbangan bio-psikososio-spiritual-kultural. Sebagai makhluk bio, mereka berkembang biak dan memiliki kebutuhan dasar. Manusia juga makhluk psiko dengan kepribadian yang dipengaruhi oleh ID, EGO, dan SUPER EGO. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial dan spiritual menegaskan ketergantungan pada bantuan orang lain dan keyakinan pada Tuhan.
Abraham H. Maslow menyusun teori
hierarki kebutuhan manusia yang dimulai dari kebutuhan dasar seperti oksigen
dan makanan untuk bertahan hidup. Hierarki ini mencerminkan urgensi kebutuhan
manusia, dengan kebutuhan keamanan, cinta, dan harga diri mengikuti. Kebutuhan
dasar dianggap paling mendesak dalam piramida hierarki Maslow, menunjukkan
tingkatan kebutuhan manusia dari yang sederhana hingga kompleks.
Berikut piramida hierarki kebutuhan dasar manusia Abraham Maslow :
"Ilustrasi: Hierarki Kebutuhan Dasar Abraham Maslow |
Hierarki Abraham Maslow membantu perawat memberikan perawatan pada pasien. Model ini menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dari berbagai usia. Namun, perlu diingat bahwa dalam memberikan perawatan, yang lebih penting adalah memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan situasi dan kondisi kesehatannya
Sumber:
Lestari, l. & Ramadhaniyati, 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar