Pentingnya Olahraga Agar Terhidar dari Obesitas

Hadi M Assegaf
0

Obesitas di indonesia meningkat dengan angka kenaikan yang mengkhawatirkan, ungkap Ketua Organisasi Himpunan Study Obesitas Indonesia, dalam acara Live Webinar " Obesitas Bukan Soal Tak Pantas" yang diadakan oleh Novo Nordisk pada rabu, 30 Maret 2022 lalu, yang di kutip melalui Laman web Republika.

Obesitas Merupakan kondisi dimana lemak menumpuk sangat banyak didalam tubuh, yang dikarenakan jumlah kalori yang masuk kedalam tubuh lebih banyak dari pada kalori yang dibakar, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, serta diabetes apabila tidak di tangani sejak dini.

Ilustrasi : Obesitas
World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa kegemukan dan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. indeks massa tubuh lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan dan lebih dari 30 dianggap obesitas. Kejadian obesitas telah berkembang menjadi proporsi epidemi, dengan lebih dari 4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas. mereka juga memperkirakan bahwa pravelensi obeitas seluruh dunia hampir tiga kali lipat antara tahun 1975 dan 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas mengalami kelebihan berat badan, dari jumlah tersebut lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas, pada tahun tersebut kejadian obesitas secara keseluruhan dari 13% populasi orang dewasa dunia terdiri dari 11% pria dan 15% wanita mengalami obesitas.

Dikutip dari laman Kebijakan Kesehatan Indonesia, kelebihan berat badan atau obesitas menjadi masalah global selama tiga dekade terakhir yang meningkat secara signifikan dan meluas dari angka 857 juta orang menjadi 2 miliar di tahun 2013 bahkan Indonesia masuk di 10 besar negara dengan penduduk yang mengalami  obesitas tertinggi

Kementrian kesehatan merasa khawatir dengan keadaan obesitas yang terus meningkat, bahkan di indonesia menurut data Riset Kesehtan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Pravelensi obesitas  dikalangan orang dewasa di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dalam waktu 11 tahun yaitu dari 15.4 % di tahun 2007 naik menjadi 21.8 % pada tahun 2018

Obesitas memiliki tanda dan gejala seperti penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, serta nyeri sendi, namun yang harus menjadi perhatian ada pada Massa Indeks Tubuh (IMT) jika menyentuh angka 30 ke atas maka dapat dipastikan seseorang telah mengalami obesitas.

Tidak hanya pada orang dewasa, pada anak anak juga dapat mengalami obesitas dengan tanda dan gejala umum seperti penumpukan lemak di area payudara, sesak jika melakukan aktivitas fisik, dan gangguan pubertas.

Obesitas dapat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, atau minuman yang mengandung gula tambahan dalam jangka panjang, mengkonsumsi makanan secara berlebihan serta tidak melakukan olahraga, atau aktivitas fisik yang dapat membakar kalori didalam tubuh.

Obesitas dapat dicegah dengan cara melakukan diet rendah kalori dan melakukan olahraga atau aktivitas yang menuntut badan untuk bergerak. namun berbeda dengan kondisi Covid-19 saat ini, yang mana masyarakat diminta untuk melakukan segala kegiatan dirumah saja, seperti sekolah, bekerja, serta kegiatan kemasyarakatan, sehingga hal ini menjadi kebiasaan baru guna untuk mengendalikan penyebaran covid 19, namun perlu untuk dikhawatirkan karena kebiasaan baru ini akan merubah pola hidup yang sehat dan dapat memunculkan masalah kesehatan yang baru.

Olahraga menjadi pilihan penting agar terhindar dari masalah obesitas, disamping manfaatnya yang luar biasa untuk membakar kalori, olahraga juga sangat murah dan mudah untuk dilakukan. mengutip dari perbincangan dr. Antonius Andi Kurniawan yang merupakan narasumber dalam sebuah acara Health Talk yang diadakan oleh platform media informasi gaya hidup sehat (goodlife) dan Rumah Sakit St. Carolus Jakarta dengan topik "Olahraga yang Tepat untuk Obesitas", beliau menegaskan bahwa pentingnya untuk memiliki pedoman negative energy balance atau metode defisit kalori, artinya dimana kalori yang masuk kedalam tubuh lebih sedikit dari pada kalori yang dibakar, dengan begitu tubuh akan membakar lemak untuk menghasilkan energi.

Disamping itu, dr. andi juga mengatakan bahwa, untuk menjaga kondisi kalori yaitu jangan berlama lama duduk, artinya kita harus lebih aktif dalam bergerak dengan cara melakukan aktivitas yang beragam, seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan lain lain.

dr. Andi juga menyampaikan bahwa salah satu cara untuk mengatasi obesitas adalah dengan olahraga yang tepat. Olahraga pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas fisik serta latihan fisik,

  • Aktivitas Fisik
    Hal ini yang cukup mudah dilakukan, lantaran dimana sebetulnya pembakaran kalori dapat terjadi pada saat kita melakukan aktivitas sehari hari, seperti membersihkan rumah, naik turun tangga atau kesibukan di tempat kerja, yang pad aintinya aktivitas fisik adalah semua bagian tubuh kita yang berkontraksi dan mengeluarkan energi.

  • Latihan Fisik
    Latihan fisik adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dan terus menerus yang pada akhirnta bisa meningkatkan level kebugaran, hal ini perlu diperhatiakan karena jika tidak melakukan nya secara rutin maka hasilnya tidak akan terlihat atau berbeda dengan orang yang rutin melakukan olahraga.
    Kesimpulannya adalah jika melakukan latihan fisik maka harus dilaksankan secara continue, teratur, dan terukur. 
dr. Andi juga merekomendasikan bahwa melakukan latihan fisik sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 30 menit, jadi ada sekitar 150 menit dalam seminggu, lalu untuk jenis latihannya adalah latihan kardio, atau olahraga pemacu pernapasan dan detak jantung, lalu latihan untuk kekuatan otot disarankan 2 kali dalam seminggu, lalu fokuskan kepada 2 otot besar seperti bisep dan paha dengan waktu 15 higga 30 menit saja, lalu bagi penderita obesitas durasi latihan dapat menjadi lebih lama sekitar 45 hingga 60 menit jadi sekitar 600 menit selama seminggu 

Sebelum melakukan olahraga, penderita obeitas harus memahami terlebih dahulu kondisi tulang, otot dan sendi, jika terdapat masalah pada hal itu sebaiknya memilih latihan low- impact seperti berjalan kaki, bersepeda santai, serta berjalan di air. jika penderita obesitas tidak memiliki keluhan di atas dapat melakukan latihan high- impact seperti skipping ( lompat tali), jogging, sprint (lari cepat).




Sumber :

Allodokter, 2022. alodokter.com. [Online] Available at: https://www.alodokter.com/obesitas [Accessed 29 September 2022].

Hallodoc, 2021. Hallodoc.com. [Online]  Available at: https://www.halodoc.com/artikel/5-olahraga-untuk-bantu-atasi-obesitas-pada-orang-dewasa [Accessed 28 September 2022].

Kebijakan Kesehatan Indonesia, n.d. Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. [Online] Available at: https://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/139-indonesia-masuk-10-besar-obesitas-tertinggi [Accessed 29 September 2022].

suara.com, 2022. Health. [Online] Available at: https://www.suara.com/health/2022/04/01/154500/obesitas-di-indonesia-meningkat-pesat-naik-hampir-dua-kali-lipat-dalam-waktu-11-tahun [Accessed 29 September 2022].

Susilawati, D. & Azizah, N., 2022. Obesitas di Indonesia Meningkat dengan Angka Mengkhawatirkan. [Online] Available at: https://www.republika.co.id/berita/r9kg9e463/obesitas-di-indonesia-meningkat-dengan-angka-mengkhawatirkan [Accessed 29 September 2022].

WHO, 2021. Obesity and overweight. [Online] Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight [Accessed 29 September 2022]. 

Goodlife.id, 2022. Penderita Obesitas, Kenali Olahraga yang Tepat untuk Turunkan Berat Badan. [Online] Available at: https://goodlife.id/penderita-obesitas-kenali-olahraga-yang-tepat-untuk-turunkan-berat-badan/  [Accessed 29 September 2022].







Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)