D.0005 Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif

Hadi M Assegaf
0

Cerdas-yes!!- Pola napas yang tidak efektif dapat memengaruhi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh, sehingga memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Peran perawat sangatlah penting  dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merawat pasien dengan baik guna membantu meningkatkan kemampuan pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan pemulihan yang optimal. Langkah-langkah yang diambil oleh perawat juga sangatlah penting untuk memberikan asuhan yang tepat kepada pasien dan mempromosikan perbaikan pola napas dengan harapan pasien dapat mengalami peningkatan pengetahuan, kualitas hidup dan pemulihan.

Ilustrasi: D.0005 Pola Napas Tidak Efektif


A. Definisi:

Pola napas yang tidak efektif adalah kondisi di mana inspirasi atau ekspirasi tidak memberikan ventilasi adekuat, sehingga pasien mengalami kesulitan bernapas atau tidak dapat bernapas dengan benar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyumbatan jalan napas, gangguan neuromuskular, kerusakan paru-paru, atau kelelahan otot pernapasan


B. Penyebab:

  1. Depresi pusat pernapasan
  2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
  3. Deformitas dinding dada.
  4. Deformitas tulang dada

Gangguan neuromuskular.

  1. Gangguan neurologis (mis elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala ganguan kejang).
  2. maturitas neurologis.
  3. Penurunan energi.
  4. Obesitas.
  5. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
  6. Sindrom hipoventilasi.
  7. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke atas).
  8. Cedera pada medula spinalis.
  9. Efek agen farmakologis.
  10. Kecemasan.

C. Gejala dan Tanda Mayor:

Subjektif :

  1. Dispnea

Objektif :

  1. Penggunaan otot bantu pernapasan.
  2. Fase ekspirasi memanjang.
  3. Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-stokes).

D. Gejala dan Tanda Minor :

a. Subjektif :

  1. Ortopnea

b. Objektif:

  1. Pernapasan pursed-lip.
  2. Pernapasan cuping hidung.
  3. Diameter thoraks anterior-posterior  meningkat
  4. Ventilasi semenit menurun
  5. Kapasitas vital menurun
  6. Tekanan ekspirasi menurun
  7. Tekanan inspirasi menurun
  8. Ekskursi dada berubah

E. Kondisi Klinis Terkait
  1.  Depresi sistem saraf pusat
  2. Cedera Kepala
  3. Trauma Thoraks
  4. Gulian barre syndrome
  5. Multiple Sclerosis
  6. Myasthenia gravis
  7. Stroke
  8. Kuadriplegia
  9. Intoksikasi Alkohol

Luaran Keperawatan (SLKI)

Pola Napas (L.01004)

A. Definisi

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.

B. Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….., maka diharapkan pola napas tidak efektif dapat kembali normal, dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil

 

Menurun

Cukup Menurun

Sedang

Cukup Meningkat

Meningkat

Ventilasi semenit

1

2

3

4

5

Kapasitas vital

1

2

3

4

5

Diameter thoraks anterior-posterior

1

2

3

4

5

Tekanan ekspirasi

1

2

3

4

5

Tekanan inspirasi

1

2

3

4

5


 

Meningkat

Cukup Meningkat

Sedang

Cukup Menurun

Menurun

Dispnea

1

2

3

4

5

Penggunaan otot bantu napas

1

2

3

4

5

Pemanjangan fase ekspirasi

1

2

3

4

5

Ortopnea

1

2

3

4

5

Pernapasan pursed-lip

1

2

3

4

5

Pernapasan cuping hidung

1

2

3

4

5


 

Memburuk

Cukup Memburuk

Sedang

Cukup Membaik

Membaik

Frekuensi napas

1

2

3

4

5

Kedalaman napas

1

2

3

4

5

Ekskursi dada

1

2

3

4

5


Intervensi Keperawatan (SIKI)

Manajemen Jalan Napas (I.01011)

Observasi:

  • Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas)
  • Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
  • Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik:

  • Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
  • Posisikan semi-fowler atau fowler
  • Berikan minum hangat
  • Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
  • Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
  • Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
  • Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
  • Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi:

  • Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
  • Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi:

  • Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Pemantauan Respirasi (I.01014)

Observasi:

  • Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
  • Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheynes-stokes, biot, ataksik)
  • Monitor kemampuan batuk efektif
  • Monitot adanya produksi sputum
  • Montor adanya sumbatan jalan napas
  • Palpasi kesimetrisan ekpansi paru
  • Auskultasi bunyi napas
  • Monitor saturasi oksigen
  • Moniotr nilai AGD
  • Moniotr hasil x-ray thoraks

Terapeutik:

  • Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
  • Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi:

  • Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
  • Infomasikan hasil pemantauan, jika perlu

Daftar Pustaka:


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1 st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


Sumber: 

Media Perawat, 2022. Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif. [Online] Available at: https://mediaperawat.id/asuhan-keperawatan-pola-napas-tidak-efektif/ [Accessed 10 Juli 2023].


SDKI, 2019. D.0005 Pola Napas Tidak Efektif. [Online]  Available at: https://snars.web.id/sdki/d0005-pola-napas-tidak-efektif/ [Accessed 10 Juli 2023].

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)