Pola napas yang tidak efektif adalah kondisi di mana inspirasi atau ekspirasi tidak memberikan ventilasi adekuat, sehingga pasien mengalami kesulitan bernapas atau tidak dapat bernapas dengan benar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyumbatan jalan napas, gangguan neuromuskular, kerusakan paru-paru, atau kelelahan otot pernapasan
- Depresi pusat pernapasan
- Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
- Deformitas dinding dada.
- Deformitas tulang dada
- Gangguan neurologis (mis elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala ganguan kejang).
- maturitas neurologis.
- Penurunan energi.
- Obesitas.
- Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
- Sindrom hipoventilasi.
- Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke atas).
- Cedera pada medula spinalis.
- Efek agen farmakologis.
- Kecemasan.
Subjektif :
- Dispnea
Objektif :
- Penggunaan otot bantu pernapasan.
- Fase ekspirasi memanjang.
- Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-stokes).
D. Gejala dan Tanda Minor :
a. Subjektif :
- Ortopnea
b. Objektif:
- Pernapasan pursed-lip.
- Pernapasan cuping hidung.
- Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
- Depresi sistem saraf pusat
- Cedera Kepala
- Trauma Thoraks
- Gulian barre syndrome
- Multiple Sclerosis
- Myasthenia gravis
- Stroke
- Kuadriplegia
- Intoksikasi Alkohol
Luaran Keperawatan (SLKI)
Pola Napas (L.01004)
A. Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
B. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….., maka diharapkan pola napas tidak efektif dapat kembali normal, dengan kriteria hasil:
| Menurun | Cukup Menurun | Sedang | Cukup Meningkat | Meningkat |
Ventilasi semenit | 1 | 2 | 3 | 4 |
5 |
Kapasitas vital |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Diameter thoraks anterior-posterior |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Tekanan ekspirasi |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Tekanan inspirasi |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Meningkat |
Cukup Meningkat |
Sedang |
Cukup Menurun |
Menurun |
Dispnea |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Penggunaan otot bantu napas |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Pemanjangan fase ekspirasi |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Ortopnea |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Pernapasan pursed-lip |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Pernapasan cuping hidung |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Memburuk |
Cukup Memburuk |
Sedang |
Cukup Membaik |
Membaik |
Frekuensi napas |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Kedalaman napas |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Ekskursi dada |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Intervensi Keperawatan (SIKI)
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi:
- Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheynes-stokes, biot, ataksik)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitot adanya produksi sputum
- Montor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekpansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Moniotr nilai AGD
- Moniotr hasil x-ray thoraks
Terapeutik:
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Infomasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Daftar Pustaka:
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1 st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan
indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran
keperawatan indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Media Perawat,
2022. Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif. [Online] Available
at: https://mediaperawat.id/asuhan-keperawatan-pola-napas-tidak-efektif/ [Accessed
10 Juli 2023].
SDKI, 2019. D.0005 Pola Napas Tidak Efektif. [Online]
Available at: https://snars.web.id/sdki/d0005-pola-napas-tidak-efektif/
[Accessed 10 Juli 2023].