![]() |
| Pemeriksaan tanda vital keperawatan |
Pendahuluan
Pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign) merupakan kegiatan penting untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar. Dalam dunia keperawatan, keterampilan ini wajib dikuasai setiap perawat karena berperan dalam menentukan diagnosa keperawatan dan perencanaan tindakan medis.
Tanda vital mencakup empat komponen utama, yaitu
suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Pemeriksaan
dilakukan untuk mendeteksi masalah kesehatan, menilai respon terhadap
pengobatan, serta memantau perubahan kondisi pasien dari waktu ke waktu.
1. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Suhu tubuh
menggambarkan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan dilepaskan oleh
tubuh. Tujuan pengukuran suhu tubuh adalah menilai kondisi termal tubuh untuk
mendeteksi adanya demam (hipertermi) atau kedinginan (hipotermi). Nilai normal suhu tubuh manusia berada pada
kisaran 36°C–37,5°C.
Langkah
pemeriksaan:
- Siapkan termometer (digital atau air raksa).
- Pastikan alat bersih dan berfungsi baik.
- Tempatkan termometer di lokasi pemeriksaan yang dipilih (oral, aksila, rektal, atau telinga).
- Tunggu hingga hasil stabil, lalu catat suhu
tubuh.
Interpretasi
hasil:
- < 36°C → Hipotermia
- 36°C–37,5°C → Normal
- 37,5°C → Demam /
Hipertermia
Jenis
termometer:
- Termometer aksila
- Termometer oral
- Termometer rektal
- Termometer Timpani
Istilah Penting:
- Aksila (Ketiak)
- Oral (Mulut)
- Rektal (Anus)
- Timpani (Telinga)
- Hipertermi (Panas Tinggi/ Demam)
- Hipotermi (Kedinginan)
2. Pemeriksaan Denyut Nadi
Denyut
nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular, denyut nadi
mencerminkan detak jantung dan kekuatan sirkulasi darah per menit. Pemeriksaan
biasanya dilakukan pada arteri radialis (pergelangan tangan).
Langkah
pemeriksaan:
- Letakkan dua atau tiga jari (telunjuk, tengah, manis) di atas arteri.
- Tekan perlahan hingga terasa denyut.
- Hitung frekuensi
selama 60 detik dan amati irama serta kekuatan denyut.
Nilai normal
denyut nadi:
- Dewasa: 60–100 kali/menit
- Anak-anak: 80–120 kali/menit
- Bayi: 100–160 kali/menit
Istilah penting:
- Bradikardi: denyut di bawah normal.
- Takikardi: denyut di atas normal.
Pengukuran denyut nadi juga
bisa dilakukan di arteri karotis (leher), brakialis (siku), femoralis
(selangkangan), dan dorsalis pedis (punggung kaki).
3. Pengukuran Frekuensi Pernapasan
Frekuensi
pernapasan mencerminkan jumlah napas dalam satu menit, mencakup satu kali
inspirasi dan ekspirasi. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan fungsi pernapasan (frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan). Nilai normal pernapasan orang dewasa adalah 12–20 kali
per menit.
Cara pengukuran:
- Mengamati pergerakan dada atau perut (pengamatan visual).
- Menghitung laju napas selama 60 detik.
- Menggunakan alat seperti spirometer untuk mengukur kapasitas paru.
- Menggunakan pulsoximeter untuk menilai kadar oksigen dalam darah.
Perubahan pola
atau frekuensi pernapasan dapat menjadi tanda adanya gangguan pernapasan
seperti asma atau PPOK.
Frekuensi napas normal:
- Orang dewasa: 12–20 napas per menit saat istirahat.
- Anak-anak: Nilai normalnya lebih tinggi dan bervariasi tergantung usia.
- Lansia: Frekuensi napas normal cenderung
meningkat kembali, sekitar 28 napas per menit.
- Inspirasi: Proses menarik napas atau menghirup udara (O2)
- Ekspirasi: Proses melepaskan atau menghembuskan napas
- Bradipnea: Pernapasan yang lebih lambat dari normal (di bawah 12 kali per menit pada dewasa).
- Takipnea: Pernapasan yang lebih cepat dari normal (di atas 20 kali per menit pada dewasa).
4. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah
menggambarkan kekuatan darah terhadap dinding arteri saat jantung berkontraksi
dan beristirahat. Pemeriksaan dilakukan dengan tensimeter (sfigmomanometer) dan
stetoskop.
Langkah
pemeriksaan:
- Pasang manset pada lengan atas sejajar dengan jantung.
- Pompa hingga tekanan menutup aliran darah.
- Kurangi tekanan perlahan sambil mendengarkan bunyi Korotkoff.
- Catat tekanan sistolik dan diastolik.
Nilai normal
tekanan darah berdasarkan Usia:
- Orang Dewasa: 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg
- Lansia : Kisaran 130/80 mmHg hingga 140/90 mmHg
- Anak - anak : Nilainya bervariasi, misalnya untuk usia 7–12 tahun, sistoliknya antara 95-110 mmHg dan diastoliknya antara 55-70 mmHg
Kategori Tekanan Darah:
- Hipotensi: < 90/60 mmHg
- Hipertensi: > 140/90 mmHg
Hindari
pemeriksaan setelah aktivitas berat karena dapat menyebabkan hasil
meningkat secara sementara.
Istilah Penting:
- Hipotensi: Kondisi tekanan darah rendah
- Hipertensi: Kondisi tekanan darah tinggi
- Sistole: Tekanan darah tertinggi yang dicapai di arteri
- Diastole: Tekanan darah
terendah yang terjadi di arteri
Sumber:
- Potter, P.A., & Perry, A.G. (2017). Fundamentals of Nursing (9th ed.). Elsevier.
- Kementerian Kesehatan RI. (2021). Panduan Praktik Klinis Keperawatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
- Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2018). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Pearson Education.
- Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. Lippincott Williams & Wilkins.
- World Health Organization (WHO). (2022). Vital Signs: Clinical Measurement and Importance.

