Cerdas yes - Imunisasi
merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit menular,
termasuk penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Imunisasi dilakukan dengan cara memberikan vaksin kepada orang yang belum pernah terinfeksi atau tidak
terlindungi dari suatu penyakit tertentu.
|
Ilustrasi: Banner Imunisasi Anak |
Vaksin sendiri terdiri dari komponen-komponen seperti virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau di matikan, atau juga protein yang diambil dari virus atau bakteri tersebut. Ketika diberikan kepada seseorang, maka vaksin itu akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap penyakit tersebut. Jika seseorang terinfeksi oleh penyakit yang sama di masa depan, maka sistem kekebalan tubuh akan dapat mengenali dan menangkal penyakit itu dengan cepat, sehingga terhindar dari terjadinya penyakit atau mengurangi tingkat keparahan terhadap penyakit itu sendiri.
Di Indonesia, imunisasi
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi angka kematian akibat
penyakit menular. Selain itu, imunisasi juga bermanfaat dalam
mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat secara umum.
Saat ini cakupan imunisasi wajib di Indonesia berkurang hingga 17% untuk kategori imunisasi dasar dan 12,9% imunisasi lanjutan jika dibandingkan dengan sebelum masa pandemi Covid-19. Hal ini berkaitan dengan kecemasan masyarakat terhadap paparan virus corona apabila berkunjung ke fasilitas kesehatan, adanya keraguan dan perbedaan persepsi masyarakat terhadap maraknya berita hoax tentang imunisasi dan rasa khawatir timbulnya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Tuntutan menjalankan aturan pelaksanaan protokol kesehatan serta penyekatan jalan sebagai upaya pengendalian penyebaran Covid-19 juga di duga sebagai ketakutan masyarakat yang menjadi penghambat masyarakat untuk melakukan imunisasi.
Imunisasi di Indonesia terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan, imunisasi dasar adalah
vaksinasi yang harus diterima oleh seluruh anak di bawah usia lima tahun sesuai
dengan program imunisasi nasional. Vaksin-vaksin yang termasuk dalam imunisasi
dasar di Indonesia adalah vaksin campak, polio, DTP (difteri, tetanus,
pertusis), Hib (Haemophilus influenzae type b), rotavirus, pneumokokus, dan
hepatitis B. Sedangkan imunisasi lanjutan adalah vaksinasi tambahan
yang disarankan untuk diterima oleh anak-anak di Indonesia, seperti vaksin
rubella, vaksin BCG (vaksin tuberkulosis), dan lainnya. Vaksin-vaksin tersebut
tidak termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak, namun dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan dokter. Kedua point dari imunisasi ini disebut sebagai imunisasi rutin lengkap, yang diberikan sejak lahir dan di lanjutkan sesuai dengan jadwal.
Pentingnya pembentukan sistem imun pada anak dikarenakan anak-anak merupakan kelompok rentan terkena penyakit menular, sistem imun yang belum terbentuk dengan sempurna menjadikan mereka lebih mudah terserang penyakit apabila terpapar oleh virus atau bekteri dilingkungan mereka. usia yang paling rentan terkena penyakit menular adalah usia di bawah lima tahun. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka menerima vaksin sesuai dengan program imunisasi nasional agar terlindungi dari penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
Baru-baru ini Indonesia dihebohkan dengan laporan 1 kasus lumpuh layu akut atau AFP pada anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh pada 9 Oktober 2022. Setelah dilakukan pengambilan sampel tinja dan pemeriksaan di laboratorium, didapat kan hasil positif polio VDPV tipe 2 dalam tubuh anak tersebut.
Terdeteksinya penyakit ini sangat mengejutkan banyak pihak, dimana Indonesia telah dinyatakan bebas dari polio sejak tahun 2014, tepatnya 27 Maret 2014, namun kejadian ini kembali terjadi bahkan langsung di tetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yaitu Dr. dr. Raihan, Sp.A (K) dalam acara Media Briefing Virtual mengungkapkan bahwasanya " penemuan satu kasus polio itu merupakan Kejadian Luar Biasa, kerena kasus tersebut seperti fenomena gunng es, di lapangan bisa jadi ada 200 an kasus, bisa tidak bergejala"
Beliau juga menambahkan masih banyak para orang tua di Aceh yang enggan anaknya mendapatkan imunisasi polio mulai dari kecemasan hingga keyakinan, yang menjadikan randahnya cakupan imunisasi polio di Provinsi Aceh, terutama Kabupaten Pidie.
Tidak hanya itu saja Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A (K) juga mengngkapkan bukan hanya di Aceh saja yang cakupan imunisasinya menurun, namun cakupan imunisasi di seluruh wilayah Indonesia juga mengalami hal yang serupa "Cakupa imunisasi di Indonesia semua turun, sudah ada upaya melakukan BIAN dan telah merangkak naik. Tapi tetap masih berpotensi semua itu karena keenakan tidak ada penyakit lagi. Lalu ketakutan, karena datang ke fasilitas kesehatan untuk di imunisasi pada masa Covid-19. yang akhir nya cakupan imunisasi yang tidak hanya di indonesia, namun juga di seluruh dunia itu turun"
Hal ini menggambarkan bahwa pentingnya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pemberian imunisasi oleh organisasi profesi kesehatan untuk penguatan pelaksanaan program imunisasi nasional. tidak hanya itu saja keterlibatan dan dukungan
penuh dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi capaian progrm imunisasi nasional.
Sumber :
CNN Indonesia, 2022. Alasan Kasus Polio Bisa
Tiba-tiba Muncul di Aceh. [Online] Available at: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221125185730-255-878860/alasan-kasus-polio-bisa-tiba-tiba-muncul-di-aceh
[Accessed 16 Desember 2022].
halodoc, 2012. Perlu Tahu, 3 Fakta KLB Polio di
Aceh. [Online] Available at: https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-3-fakta-klb-polio-di-aceh
[Accessed 16 Desember 2022].
Kemenkes, 2022. Kemenkes Bersama Organisasi Profesi
Kesehatan Perkuat Program Imunisasi Nasional Dengan Pemberian Imunisasi Ganda. [Online]
Available at: http://p2p.kemkes.go.id/kemenkes-bersama-organisasi-profesi-kesehatan-perkuat-program-imunisasi-nasional-dengan-pemberian-imunisasi-ganda/
[Accessed 17 Desember 2022].
kompas, 2022. Kronologi Penemuan Kasus Polio di
Aceh hingga Jadi KLB. [Online] Available at: https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/20/063000265/kronologi-penemuan-kasus-polio-di-aceh-hingga-jadi-klb?page=all
[Accessed 17 Desember 2022].
Kompas, 2022. IDAI Sebut Temuan Kasus Polio di
Aceh Kemungkinan Fenomena Gunung Es. [Online] Available at: https://nasional.kompas.com/read/2022/12/02/16270631/idai-sebut-temuan-kasus-polio-di-aceh-kemungkinan-fenomena-gunung-es
[Accessed 17 Desember 2022].
Voa Indonesia,
2022. IDAI: Masih Banyak Orang Tua di Aceh Enggan Anaknya Diimunisasi
Polio. [Online] Available at: https://www.voaindonesia.com/a/idai-masih-banyak-orang-tua-di-aceh-enggan-anaknya-diimunisasi-polio-/6860762.html
[Accessed 17 Desember 2022].