Cerdas-yes!!- Salah satu tugas dalam praktik keperawatan adalah memberikan kebutuhan cairan dan elektrolit kepada pasien yang dirawat baik di Rumah
Sakit, Puskesmas, serta Klinik Pratama. Peran perawat dalam tindakan ini sangatlah penting agar dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh pasien sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Disamping itu infus juga berfungsi untuk pemberian terapi obat obatan yang diberikan melalui Intravena sehingga kerja obat lebih cepat dibandingkan pemberian obat melalui oral yang harus melewati sistem pencernaan terlebih dahulu agar dapat diserap dan di edarkan melalui darah.
Lalu apa saja yang perlu kita ketahui tentang Terapi infus ?
|
Ilustrasi: Ifus |
Apa itu Terapi Infus ?
Terapi infus merupakan tindakan yang paling
sering dilakukan pada pasien yang menjalani
rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV) seperti pemberian obat, pemenuhan kebutuhan cairan tubuh, bahkan transfusi darah. dilansir dari website kesehatan Allodokter, Terapi infus adalah metode pengobatan dengan jarum atau kateter yang bertujuan untuk memberikan cairan atau obat melalui pembuluh darah. Metode ini digunakan untuk beragam kondisi, seperti kanker, dehidrasi, persiapan sebelum operasi, hingga kesulitan menelan
Pada umumnya Terapi ini di berikan kepada pasien atau klien dengan gejala kekurangan cairan tubuh serta elektrolit yang diakibatkan dari kurangnya asupan nutrisi tubuh sebagai akibat dari ketidak mampuan makan dan minum, atau lebih dikenal dengan dehidrasi.
maka dari itu terapi ini diterapkan untuk mengganti cairan yang hilang, disamping itu terapi infus biasanya juga digunakan untuk pemberian obat obatan Intravena (IV) dengan cara melakukan injeksi melalui injection site.
Kondisi medis apa yang memerlukan terapi infus ?
Ada banyak jenis cairan infus yang digunakan, namun pada umumnya yang lebih sering di jumpai dan digunakan pada fasilitas kesehatan adalah cairan infus jenis Elektrolit dan Glukosa.
dr. Sienny Agustin dalam web kesehatan Allodokter mengemukakan "Cairan infus ini tak hanya bertujuan untuk memberikan nutrisi, tetapi juga berbagai jenis obat, seperti antibiotik, antivirus, kortikosteroid, kemoterapi, dan immunoterapi. Terapi infus juga perlu dilakukan sebelum transfusi darah"
dr.sienny Agustin juga mengemukakan bahwa Ada beberapa kondisi umum yang memerlukan terapi infus, di antaranya:
- Serangan jantung
- Strok
- Keracunan
- Pasien dengan gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal atau gagal hati
- Kanker
- Infeksi parah atau sepsis
- Malnutrisi parah
- Penyakit autoimun
- Infeksi yang tidak membaik dengan antibiotik oral
- Dehidrasi
- Penyakit Chron's
- Kolitis ulseratif
- Rheumatoid arthritis
- Syok anafilaktik
Untuk pemasangan infus biasanya dibantu oleh Perawat serta Bidan, namun dalam pemilihan jenis cairan serta dosis infus biasanya ditentukan oleh Dokter. Dalam terapi infus oleh dokter ataupun perawat di rumah sakit maupun klinik pratama dipastikan aman, namun tidak menutup kemungkinan adanya efek samping dari terapi ini.
Efek samping terapi infus
dr.sienny Agustin dalam artikelnya mengemukakan bahwa efek samping dari terapi infus yang mungkin saja terjadi adalah infeksi, reaksi alergi, penggumpalan darah, emboli udara, kerusakan pembuluh darah, dan phlebitis.
disamping itu, sebagian orang akan mengalami reaksi dari terapi infus seperti :
- Batuk
- Demam dan menggigil
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri otot
- Ruam dan kulit melepuh
- Sesak napas
- Pembengkakan pada kaki, tangan, lidah, atau bibir
Untuk menghindari diri dari reaksi infus tersebut, maka kita selaku pasien harus memberitahukan kepada dokter, perawat, serta petugas kesehatan lainnya tentang obat obatan, suplemen, bahkan obat herbal yang tengah dikosumsi
Sumber:
Agustin, d. S., 2022. Beragam Kondisi yang Perlu
Ditangani dengan Terapi Infus. [Online] Available at:https://www.alodokter.com/terapi-infus-hanya-untuk-kondisi-kondisi-medis berikut#:~:text= Terapi%20infus%20adalah%20metode%20pengobatan,sebelum%20operasi%2C%20hingga%20kesulitan%20menelan. [Accessed 7 Agustus 2022].
Wayunah,
Nurachmah, E. & Mulyono, S., 2013. PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TERAPI
INFUS MEMENGARUHI KEJADIAN PLEBITIS DAN KENYAMANAN PASIEN. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 16(No.2), pp. 128-137.
Apa yang dapat kita lakukan jika cairan infus tidak turun?
ReplyDeleteinfus macet biasanya disebabkan oleh pergerakan pasien, gumpalan darah, posisi anggota tubuh yang di pasang infus, sehingga jarum infus tertutup, dan aliran cairan infus tidak maksimal didalam pembuluh darah.
Deletehal utama yang bisa dilakukan oleh pasien adalah memposisikan anggota tubuh yang dipasang infus tersebut secara benar, jika cara ini tidak berasil, pasien atau keluarga pasien dapat meminta bantuan tenaga medis, baik dokter,perawat, maupun bidan yang bertugas untuk memperbaiki nya, jika gagal juga, maka akan di pasangkan infus yang baru agar kebutuhan cairan tubuh pasien tetap terpenuhui.