GERD: kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Hadi M Assegaf
0

Cerdas-yes!!- Salah satu masalah utama yang terkait dengan GERD adalah gejalanya yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Rasa terbakar di dada (heartburn), regurgitasi asam, dan gejala pencernaan lainnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan, mengganggu tidur, dan mengurangi produktivitas. Gejala yang parah dan berkepanjangan juga dapat mengarah pada komplikasi serius seperti erosi kerongkongan, ulserasi, atau penyempitan kerongkongan. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup individu yang terkena, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Lalu apa penyebabnya, bagaimana gejalanya, dan seperti apa mengatasinya.

Ilustrasi: Gerd (Gastreosophageal Reflux disease)


Apa itu Gerd ?

Gerd (gastroesophageal reflux disease) adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Hal ini terjadi karena adanya kelemahan atau kelainan pada katup antara kerongkongan dan perut yang disebut sfingter esofagus bagian bawah. Ketika sfingter ini tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat mengalir ke atas dan menyebabkan iritasi pada kerongkongan. Terjadinya refluks atau aliran balik tersebut dapat menyebabkan penderita merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar pada bawah tulang dada/ heartburn

Penyebab Gerd

GERD disebabkan oleh kelemahan atau kelainan pada sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara kerongkongan dan perut yang berfungsi mengontrol aliran makanan. Ketika sfingter ini tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD meliputi:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas: Kegemukan dapat menekan perut, memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan.

  • Kebiasaan makan yang tidak sehat: Makanan berlemak, pedas, atau asam dapat memicu refluks asam.

  • Kehamilan: Perubahan hormonal dan tekanan pada perut selama kehamilan dapat meningkatkan risiko GERD.

  • Merokok: Nikotin dapat merelaksasi sfingter esofagus bagian bawah dan meningkatkan produksi asam lambung.

  • Konsumsi alkohol: Alkohol dapat merelaksasi sfingter esofagus dan meningkatkan produksi asam lambung.

  • Pemakaian obat-obatan tertentu: Penggunaan obat penghambat asam atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang dapat menyebabkan GERD.

Gejala Gerd

Tanda dan gejala umum dari GERD dapat meliputi:

  • Sensasi terbakar pada dada atau heartburn yang biasanya muncul setelah makan. Gejala ini mungkin lebih buruk ketika malam atau saat pengidap nya berbaring.

  • Backwash (regurgitasi) makanan atau cairan asam.

  • Nyeri perut bagian atas atau dada.

  • Kesulitan menelan (disfagia).

  • Rasa sakit tenggorokan.

Jika pengidap GERD mengalami refluks asam pada malam hari, ia mungkin juga akan mengalami:

  • Batuk kronis atau berkelanjutan.

  • Radang pita suara (laringitis).

  • Serangan asma.

Cara Mengatasi Gerd

  • Perubahan gaya hidup: 

    Mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi gejala GERD. Hindari makanan yang memicu refluks asam, seperti makanan berlemak, pedas, atau asam. Usahakan untuk tidak makan dalam waktu dekat sebelum tidur dan mengangkat kepala tempat tidur dengan bantal tambahan. Selain itu, berhenti merokok, menghindari konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat juga sangat penting


  • Obat-obatan:

    Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengendalikan gejala GERD. Antasida dapat membantu mengurangi keasaman lambung dan menghilangkan rasa terbakar di dada. Obat penghambat asam, seperti inhibitor pompa proton (PPI) atau antagonis reseptor H2, digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung. Obat prokinetik juga dapat diresepkan untuk meningkatkan motilitas saluran pencernaan dan mengurangi refluks.


  • Pembedahan:

    Pada kasus yang parah dan tidak responsif terhadap pengobatan medis, pembedahan mungkin diperlukan. Prosedur pembedahan seperti fundoplikasi dilakukan untuk menguatkan sfingter esofagus bagian bawah dan mencegah refluks asam

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendiagnosis GERD dan menentukan pendekatan pengobatan yang tepat. Dokter akan melakukan evaluasi gejala, riwayat medis, dan mungkin tes diagnostik tambahan untuk mengonfirmasi diagnosis GERD.

Dalam kesimpulan, GERD adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada, regurgitasi asam, dan gangguan pencernaan. Perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan dalam kasus yang parah, pembedahan dapat digunakan untuk mengelola GERD. Dengan mengenali penyebab dan mengambil langkah-langkah yang tepat, seseorang dapat mengurangi gejala GERD dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Sumber:


halodoc, 2023. 3 Penanganan untuk Bantu Meredakan GERD. [Online]Available at: https://www.halodoc.com/artikel/4-penanganan-untuk-bantu-meredakan-gerd [Accessed 17 Juni 2023]


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022. Mencegah Gerd Kambuh, Perhatikan Asupan Makanan. [Online] Available at: https://fk.ui.ac.id/infosehat/mencegah-gerd-kambuh-perhatikan-asupan-makanan/ [Accessed 17 Juni 2023].halodoc, 2023. 3 Penanganan untuk Bantu Meredakan GERD. [Online]


Vakil N., van Zanten S.V., Kahrilas P., et al. The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux disease: a global evidence-based consensus. Am J Gastroenterol. 2006; 101(8): 1900-1920.

Kahrilas P.J. Gastroesophageal reflux disease. N Engl J Med. 2008; 359(16): 1700-1707.


Katz P.O., Gerson L.B., Vela M.F. Guidelines for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease. Am J Gastroenterol. 2013; 108(3): 308-328.


El-Serag H.B., Sweet S., Winchester C.C., Dent J. Update on the epidemiology of gastro-oesophageal reflux disease: a systematic review. Gut. 2014; 63(6): 871-880.


Gyawali C.P., Kahrilas P.J., Savarino E., et al. Modern diagnosis of GERD: the Lyon Consensus. Gut. 2018; 67(7): 1351-1362.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)