Cerdas-yes!!- Pada kesempatan ini, kita akan melanjutkan pembahasan teori keperawatan dengan menjelajahi konsep-konsep yang diusulkan oleh Dorothea Orem. Sebelumnya, kita telah membahas Teori Keperawatan Jean Watson, yang menekankan bahwa pentingnya aspek-aspek manusiawi dalam praktek keperawatan. Watson memberikan perhatian khusus pada elemen empati, kepedulian, dan keterlibatan antar personal dalam proses penyembuhan.
Sekarang, mari kita melanjutkan perjalanan kita dengan menjelajahi Teori Keperawatan Dorothea Orem. Dorothea Orem dikenal dengan konsep Teori Keperawatannya yaitu Teori Orem, yang membahas tentang Keperawatan Mandiri. Teori ini menekankan pada konsep-konsep keperawatan yang berfokus pada pemberdayaan individu untuk merawat diri sendiri dalam rangka mencapai kesehatan yang optimal.
"Ilustrasi: Konsep Dasar Keperawatan" |
Dorothea
Elisabeth Orem, merupakan seorang pionir dalam dunia keperawatan, ia dilahirkan di Amerika
Serikat pada tanggal 22 Juli 1914, di Baltimore, Maryland. Perjalanan karirnya
yang luar biasa dimulai pada tahun 1934, ketika Orem memutuskan untuk mengejar
pendidikan keperawatan di Providence Hospital School di Washington DC, dan meraih
gelar D3 keperawatan.
Langkah-langkah pendidikan selanjutnya membawa ia ke Cathonic University of America (CUA), di mana pada tahun 1939 Orem meraih gelar sarjana keperawatan. Tidak berhenti di situ, pada tahun 1946, Orem melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar S2, tetap di Cathonic University of America (CUA).
Pengalaman Orem
sebagai perawat dimulai sejak tahun 1940, mengawali karirnya di berbagai
bidang, termasuk ruang operasi, perawatan pribadi, serta perawatan di unit
penyakit dalam dan bedah anak maupun dewasa. Selama perjalanan kariernya, Orem
juga terlibat dalam kegiatan mengajar biologi.
Pada tahun 1949, Orem menemukan panggilannya di Indiana, di mana ia bekerja di Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan Negara Bagian Indiana hingga tahun 1957. Di sana, Orem memupuk visi dan misinya untuk meningkatkan kualitas keperawatan di seluruh rumah sakit Amerika.
Perjalanan Orem terus berkembang, terutama ketika ia pindah ke Washington DC pada tahun 1957. Di sini, sebagai seorang konsultan kurikulum, Orem terlibat dalam proyek pelatihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan perawat praktisi. Pengalamannya ini mendorongnya untuk menyelami masalah inti dalam dunia keperawatan.
Dengan dedikasinya, Orem menulis buku berjudul "Guides for Developing Curricula for the Education of Practical Nurses," mencerminkan komitmen kuatnya terhadap peningkatan pendidikan keperawatan. Puncak kariernya terjadi saat ia diangkat sebagai professor pendidikan keperawatan dan dekan di sekolah keperawatan CUA.
Tahun 1984 menjadi penanda akhir dari perjalanan kariernya ketika Orem memasuki masa pensiun. Namun, semangatnya untuk berkontribusi dalam bidang keperawatan tidak pernah padam. Fokusnya berpindah untuk mengembangkan teori keperawatan defisit perawatan diri (Self-Care Deficit Nursing Theory - SCDNT).
Dorothea Orem, seorang gigih dan inovatif, meninggalkan dunia ini pada usia 92 tahun, pada hari Jumat, 22 Juni 2007, di Skidaway Island, Georgia. Sebagai penghormatan atas dedikasinya, rekan-rekannya merilis jurnal IOS yang mempublikasikan teori keperawatan Orem, yaitu Self-Care, Dependent Care, and Nursing (SCDCN) (Alligood, 2014).
Warisannya tetap hidup dalam teori-teori keperawatan yang
terus memandu praktisi keperawatan dalam memberikan asuhan yang lebih baik dan
berdaya guna.
Konsep Teori Self-Care Dorothea
Orem Teori
Keperawatan defisit perawatan diri merupakan suatu teori yang kompleks dan terstruktur, terdiri dari empat teori yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan. Keempat teori tersebut saling melengkapi dan berhubungan satu sama lain, membentuk dasar konseptual yang menyeluruh dalam menjelaskan fenomena keperawatan defisit perawatan diri. Dengan kata lain, teori ini tidak hanya terdiri dari satu konsep tunggal, melainkan merupakan kombinasi atau integrasi dari empat teori yang bekerja bersama untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang konsep tersebut dalam konteks keperawatan.
1. Teori
Perawatan Diri (Self-Care Theory):
Teori ini membuka pintu ke pemahaman mengapa manusia menjalani perawatan diri. Menjelaskan secara rinci alasan di balik tindakan perawatan diri, teori ini memberikan pandangan menyeluruh tentang cara efektif melaksanakan perawatan diri.
2. Teori Ketergantungan
Perawatan (Self-Care Dependent Care Agency):
Dalam konteks ini, teori menggambarkan peran penting keluarga atau teman-teman dalam menyokong kebutuhan perawatan diri bagi individu yang memerlukan bantuan. Melalui konsep ini, kita dapat memahami dinamika ketergantungan dan bagaimana dukungan sosial memainkan peran krusial dalam perawatan.
3. Teori Defisit
Perawatan Diri (Self-Care Deficit):
Teori ini mengeksplorasi mengapa individu mungkin mengalami defisit dalam perawatan diri mereka dan mengapa bantuan diperlukan. Mengakui hak setiap individu untuk mendapatkan dukungan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri, teori defisit perawatan diri memberikan landasan untuk asuhan yang berfokus pada keberhasilan pasien.
4. Teori Sistem
Keperawatan (Nursing System Theory):
Terakhir, teori
ini membuka wawasan tentang bagaimana perawat dan pasien menjalin hubungan yang
selalu dijaga. Fokus pada peningkatan derajat kesehatan pasien, teori ini
menunjukkan bahwa setiap interaksi dalam sistem keperawatan memiliki dampak
langsung pada hasil kesehatan.
Dengan merangkum teori ini, praktisi keperawatan dapat melihat lebih jauh dari sekadar rutinitas asuhan medis. Mereka dapat membawa sentuhan kemanusiaan dan dukungan yang lebih personal ke dalam praktik sehari-hari, menciptakan lingkungan perawatan yang holistik dan berorientasi pada pasien.
Melalui
penerapan konsep-konsep dalam teori keperawatan defisit perawatan diri,
praktisi dapat memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang sesuai
dengan kebutuhan unik mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas
asuhan, tetapi juga menciptakan pengalaman perawatan yang lebih positif dan
memuaskan bagi pasien. Dengan merangkul teori ini, praktisi keperawatan dapat
menjelajahi potensi penuh untuk menyediakan perawatan yang lebih baik dan lebih
berdaya guna.
Teori perawatan diri yang dikemukakan oleh Dorothea Orem membahas kebutuhan dasar perawatan diri yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Perawatan diri, menurut perspektif Orem, tidak hanya dianggap sebagai suatu praktik atau kewajiban, tetapi sebagai elemen yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Teori Self-Care Orem menguraikan dengan rinci kebutuhan manusia pada berbagai aspek dan tahap perkembangannya. Lebih lanjut, kebutuhan tersebut diorganisir ke dalam tiga kategori utama, yaitu kebutuhan yang bersifat universal, kebutuhan perkembangan, dan kebutuhan kesehatan. Kategori pertama, kebutuhan universal, mencakup elemen-elemen dasar yang diperlukan oleh setiap individu untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka.
1. Kebutuhan
Universal:
1. Asupan Udara yang Adekuat: Menjamin
pasokan udara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pernapasan.
2. Asupan Makanan yang Adekuat: Memastikan
konsumsi nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan dan vitalitas.
3. Asupan Air yang Adekuat: Memenuhi
kebutuhan tubuh terhadap hidrasi yang memadai.
4. Perawatan Eliminasi dan Kotoran:
Melibatkan tindakan perawatan terkait dengan proses eliminasi dan kebersihan.
5. Keseimbangan Aktivitas dan Istirahat:
Menjaga proporsi yang seimbang antara kegiatan fisik dan waktu istirahat.
6. Keseimbangan Kesendirian dan Interaksi
Sosial: Mencapai harmoni antara waktu yang dihabiskan sendirian dan interaksi
sosial dengan orang lain.
7. Pencegahan Bahaya bagi Kehidupan dan Kesejahteraan: Mengambil langkah-langkah untuk mencegah potensi risiko terhadap kehidupan, fungsi manusia, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
8. Promosi Fungsi dan Perkembangan Individu dalam Kelompok Sosial: Mendukung perkembangan individu dalam konteks kelompok sosial, sesuai dengan kemampuan, keterbatasan, dan keinginan untuk mencapai kehidupan yang normal atau sesuai dengan karakteristik genetik dan bakat yang dimilikinya.
2. Kebutuhan perkembangan :
Kebutuhan
perkembangan sebagai suatu kategori kebutuhan yang terpisah dari
kebutuhan universal dalam kerangka teori perawatan diri Dorothea Orem. Terdapat
tiga elemen khusus yang diidentifikasi dalam kebutuhan perkembangan ini:
1. Layanan yang Memfasilitasi Perkembangan: Ini mencakup segala bentuk dukungan atau bantuan yang dapat memfasilitasi dan meningkatkan perkembangan individu. Layanan tersebut dirancang untuk membantu individu mencapai potensinya dan tumbuh secara positif.
2. Keterlibatan dalam Perkembangan Diri: Keterlibatan ini menekankan peran aktif individu dalam mengelola dan mengarahkan perkembangannya sendiri. Melalui keterlibatan ini, individu diharapkan dapat memahami dan merespons kebutuhan perkembangannya dengan lebih efektif.
3. Pencegahan
Efek Negatif yang Dapat Mempengaruhi Kondisi Kesehatan dan Kehidupan Manusia:
Ini menyoroti pentingnya pencegahan terhadap segala dampak negatif yang mungkin
mempengaruhi kondisi kesehatan dan kehidupan manusia selama proses
perkembangan. Pencegahan ini melibatkan upaya untuk mengidentifikasi dan
mengatasi potensi risiko atau tantangan yang dapat menghambat perkembangan yang
sehat.
Kebutuhan kesehatan :
Dalam self-care agency, ada tiga bagian utama, yaitu: mengetahui kebutuhan, membuat keputusan, dan berperan dalam perawatan diri. Perawatan diri ini diambil dari teori yang sudah ada dan terdiri dari 10 komponen. Dependent-care agency adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan memenuhi kebutuhan perawatan diri orang lain. Jika ada defisit perawatan diri (Self-Care Deficit), ini terhubung dengan dependent-care agency, menunjukkan bahwa individu memerlukan bantuan tambahan. Agen keperawatan, atau Nursing Agency, adalah kelompok individu yang memiliki pendidikan khusus untuk memberikan bantuan perawatan diri yang valid dan memiliki unsur terapeutik. Semua ini membentuk bagian dari konsep perawatan diri menurut teori Orem.Teori perawatan diri Orem dihubungkan satu sama lain melalui sebuah kerangka konseptual yang mengintegrasikan berbagai aspek teori tersebut. Teori ini dilihat sebagai suatu fungsi yang mengatur perilaku manusia dan memandu perkembangannya.
Dalam teori ini, terdapat tiga kategori perawatan diri yang saling terkait, yakni universal (yang dibutuhkan oleh semua individu), perkembangan (fokus pada tahap perkembangan individu), dan kesehatan (berfokus pada tahapan kesehatan individu).
Agen perawatan diri atau Self-Care Agency merujuk kepada individu yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan fungsi dan tahap perkembangannya.
Sumber:
Lestari, l. & Ramadhaniyati,
2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar