Teori Keperawatan Sister Callista Roy

Hadi M Assegaf
0


Cerdas-yes!!- Setelah membahas konsep dasar keperawatan tentang teori Dorothea Orem, kita akan melanjutkan pembahasan dengan mengeksplorasi Teori Keperawatan Sister Callista Roy. Teori ini merupakan salah satu fondasi penting dalam pemahaman dan pelaksanaan prinsip-prinsip keperawatan modern.


Sebagaimana telah kita ketahui, teori keperawatan Dorothea Orem menekankan pada konsep otonomi pasien dan self-care, yang memberikan dasar bagi perawat untuk memfasilitasi pasien agar dapat merawat diri sendiri seoptimal mungkin. Namun, dalam konteks perawatan holistik, perlu dipahami bahwa setiap pasien memiliki keunikan dan dinamika internal yang memerlukan pendekatan yang berbeda. 


"Ilustrasi: Konsep Dasar Keperawatan"


Sister Callista Roy, seorang pionir dalam dunia keperawatan, lahir pada tanggal 14 Oktober 1939, di Los Angeles, California. Anggota Sisters of Saint Joseph of Carondelet, Roy meraih gelar sarjana di Mount Saint Mary's College pada tahun 1963 dan melanjutkan pendidikan magister di Universitas California, Los Angeles, pada tahun 1966. Meskipun awalnya mengejar gelar master di bidang keperawatan, ketertarikan Roy meluas ke bidang sosiologi, di mana ia memperoleh gelar master pada tahun 1973 dan gelar doktor pada tahun 1977 di Universitas California (Alligood & Tomey, 2010; Alligood, 2014).


Penting untuk mencatat bahwa Dorothy E. Johnson memotivasi Roy selama perkuliahan master keperawatan, memicu minatnya dalam mengembangkan ilmu keperawatan melalui teori. Pengalaman Roy sebagai perawat anak memberikan landasan kuat bagi perkembangan teorinya. Menyadari ketangguhan anak-anak dan kemampuan mereka beradaptasi terhadap perubahan fisik dan psikologis, Roy bercita-cita untuk mengembangkan kerangka konsep adaptasi dalam konteks keperawatan.


Roy memperkenalkan kerangka teori keperawatan adaptasi yang dikenal sebagai Roy Adaptation Model (RAM) pada tahun 1968. Model ini menjadi dasar kurikulum filosofi keperawatan di Mount Saint Mary's College. Pada tahun 1970, RAM dipublikasikan pertama kali melalui artikel berjudul "Adaptation: A Conceptual Framework for Nursing." Roy mendapat pengakuan atas dedikasinya di bidang keperawatan dan dianugerahi gelar profesor di Mount Saint Mary's College dan Universitas Portland.


Dalam pengembangan ilmu keperawatan, Roy terus mendapatkan pengakuan. Pada tahun 1984, ia menerima gelar Honorary Doctorate of Humane Letters dari Alverno College, dan pada tahun 1985, ia mendapatkan penghargaan serupa dari Eastern Michigan. Pada tahun 1999, gelar kehormatan datang dari St. Joseph's College di Maine. Buku Roy yang berjudul "Essentials of the Roy Adaptation Model" meraih penghargaan Book of the Year dari American Journal of Nursing. Sebagai pengakuan atas prestasinya, Roy dinobatkan sebagai Living Legend oleh American Academy of Nursing pada tahun 2007 (Andrews and Roy, 1986).


Dengan dedikasinya yang luar biasa dalam mengembangkan ilmu keperawatan, Sister Callista Roy tetap menjadi inspirasi bagi generasi perawat dan peneliti keperawatan di seluruh dunia. Teori keperawatan adaptasi yang dikembangkannya terus memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman dan peningkatan praktek keperawatan modern.


Konsep Teori Roy Adaptation Model (RAM)

Teori Keperawatan Sister Callista Roy, dikenal sebagai Roy Adaptation Model (RAM), merupakaan hasil inspirasi dari teori Harry Helson yang membahas respons adaptif manusia terhadap stimulus di lingkungan. Dalam teori Helson, respon adaptif dipicu oleh stimulus yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Tingkatan adaptasi, menurut Helson, dibagi menjadi stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual, yang masing-masing memainkan peran dalam membentuk respon positif atau negatif.


Roy, dengan mengadopsi konsep adaptasi Helson, memperluas teorinya dengan mengintegrasikan berbagai teori lainnya, termasuk teori Rapoport, Dohrenwend, Lazarus, Mechanic, dan Selye. Dia menganggap manusia sebagai bagian dari sistem adaptif yang kompleks, menggambarkan bahwa adaptasi adalah hasil dari interaksi antara manusia dan lingkungan.


Roy Adaptation Model (RAM) yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy menyoroti proses adaptasi individu dan kelompok yang melibatkan pemikiran dan perasaan yang terintegrasi. Konsep adaptasi ini merupakan hasil dari dinamika interaksi kompleks antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Dalam pandangan Roy, manusia dianggap sebagai makhluk istimewa yang memiliki kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi sekitar atau lingkungan.


Teori keperawatan ini mencerminkan pendekatan holistik terhadap praktik keperawatan, di mana perawat diberdayakan untuk memahami, mendukung, dan merancang intervensi berdasarkan proses adaptasi pasien. RAM memberikan landasan yang kokoh untuk perawatan yang personal dan terfokus pada kebutuhan individu, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan kondisi kesehatan.


Dengan menggabungkan landasan teori Harry Helson, konsep adaptasi teori Roy Adaptation Model membuka jendela pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana manusia merespon dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Dalam praktek keperawatan, RAM menjadi alat yang berharga untuk membimbing perawat dalam memberikan pelayanan yang sensitif terhadap perubahan dan kebutuhan unik setiap pasien.


Teori keperawatan Roy, yang terinspirasi dari konsep Harry Helson, menggambarkan respon adaptif manusia sebagai hasil dari stimulus. Stimulus dalam konteks adaptasi muncul akibat dorongan dari berbagai faktor lingkungan, baik eksternal maupun internal. Menurut Helson, tingkatan adaptasi dibedakan berdasarkan tiga jenis stimulus, yaitu stimulus fokal yang memicu respon cepat pada individu, stimulus kontekstual yang merupakan efek dari stimulus fokal, dan stimulus residual berupa faktor lingkungan yang menghasilkan respon ambigu.


Teori adaptasi Helson menyajikan gambaran mengenai adaptasi manusia yang bersifat positif terhadap perubahan lingkungan. Konsep adaptasi Helson menyoroti peran tingkatan adaptasi dalam menentukan respon positif atau negatif (Roy & Roberts, 1981). Dengan demikian, teori keperawatan Roy mengakui pentingnya pemahaman terhadap faktor-faktor adaptasi, sejalan dengan pandangan Helson, untuk memberikan perawatan yang responsif dan efektif kepada individu.


Roy mengembangkan teori keperawatan yang diberi nama Roy Adaptation Model (RAM) dengan mengadaptasi konsep-konsep dari teori Helson. Dalam pengembangan ini, Roy menggabungkan teori Helson dengan teori Rapoport, yang menyatakan bahwa manusia merupakan bagian dari sistem adaptif. Selain itu, Roy juga memasukkan elemen-elemen dari teori Dohrenwend, Lazarus, Mechanic, dan Selye ke dalam landasan teorinya (Alligood, 2014).


Teori Roy Adaptation Model (RAM) mewakili suatu proses adaptasi baik pada tingkat individu maupun kelompok, yang muncul dari integrasi pemikiran dan perasaan. Adaptasi ini berkembang melalui interaksi kompleks antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Roy menyoroti pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi sekitar atau lingkungannya, seperti yang diungkapkan dalam teorinya (Andrews and Roy, 1986). Dengan demikian, RAM memberikan landasan konseptual yang holistik dan terintegrasi untuk pemahaman dan praktik keperawatan yang responsif terhadap dinamika adaptasi individu dan kelompok.


Teori Keperawatan Adaptasi Roy (RAM) mengusung paradigma keperawatan yang terdiri dari empat elemen utama, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Dalam konteks paradigma keperawatan Roy, setiap elemen memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan holistik. Dalam tulisan ini, akan diuraikan pandangan Roy terhadap masing-masing elemen paradigma keperawatan.


1. Manusia: Makhluk Holistik dan Adaptatif

Menurut Roy, manusia dianggap sebagai makhluk holistik yang memiliki sistem adaptasi. Sistem adaptasi ini dijelaskan sebagai entitas yang saling berkaitan dan menyatu untuk mencapai suatu tujuan. Roy juga menekankan bahwa manusia merupakan individu yang terintegrasi dalam kelompok masyarakat dan keluarga, disebut sebagai makhluk biopsikososial. Dalam pelayanan keperawatan, individu manusia menjadi fokus utama sebagai prioritas dalam memberikan asuhan kesehatan.


2. Lingkungan: Pengaruh Terhadap Proses Adaptasi

Roy menggambarkan lingkungan sebagai faktor yang memengaruhi proses adaptasi individu. Lingkungan dianggap sebagai sumber stimulus yang menuntut manusia untuk terus beradaptasi dan memecahkan masalah. Dalam paradigma keperawatan Roy, perhatian terhadap lingkungan sangat penting karena lingkungan dapat memicu respons adaptasi yang diperlukan dalam menjaga keseimbangan.


3. Kesehatan: Kemampuan Mengatasi Tantangan

Kesehatan dalam pandangan Roy tidak hanya merujuk pada kebebasan dari penyakit, kesedihan, stress, dan kematian. Lebih dari itu, kesehatan dipahami sebagai kemampuan atau usaha individu dalam mengatasi permasalahan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan. Paradigma kesehatan Roy menempatkan pencegahan dan pemeliharaan kesehatan sebagai tujuan utama dalam memberikan pelayanan keperawatan.


4. Keperawatan: Profesi Kesehatan Holistik

Dalam konsep keperawatan Roy, profesi keperawatan diartikan sebagai pemberi pelayanan asuhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Keperawatan tidak hanya dipandang sebagai praktik, tetapi juga sebagai ilmu yang terus berkembang untuk meningkatkan derajat kesehatan. Ilmu keperawatan ditingkatkan melalui observasi, klasifikasi, dan penghubungan proses keperawatan.


Kesimpulan

Paradigma keperawatan Roy dalam teori Adaptasi Roy memberikan pandangan yang holistik dan adaptatif terhadap pelayanan keperawatan. Dengan memahami peran manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan, profesi keperawatan dapat memberikan asuhan kesehatan yang lebih komprehensif dan efektif. Konsep ini tidak hanya merangkul dimensi fisik, tetapi juga aspek psikososial dan lingkungan, menciptakan landasan yang kokoh untuk praktik keperawatan yang berkelanjutan.


Sumber: 

Lestari, l. & Ramadhaniyati, 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)