Cerdas-yes!!- Setelah menjelajahi Teori Keperawatan Peplau yang menekankan pentingnya hubungan interpersonal, kita sekarang akan memasuki dunia Teori Keperawatan Jean Watson. Jean Watson, seorang pionir keperawatan, membawa dimensi baru ke dalam pandangan keperawatan dengan menekankan pada aspek-aspek humanistik, spiritualitas, dan kepedulian sebagai inti dari praktek keperawatan.
Teori
Keperawatan Jean Watson, yang juga dikenal sebagai "Theory of Human
Caring" atau "Caring Science," mengajak kita untuk melihat
keperawatan sebagai suatu bentuk seni yang lebih dari sekadar proses medis.
Watson menekankan pentingnya kepedulian sebagai inti dari setiap tindakan
keperawatan dan menarik hubungan erat antara keperawatan dan elemen-elemen
spiritual serta manusiawi. Dengan melihat pasien sebagai individu yang unik dan
kompleks, teorinya mengajak perawat untuk menjalankan peran sebagai pendamping,
pembimbing, dan penyembuh.
Dalam pembahasan ini, kita akan menggali lebih dalam konsep-konsep sentral Teori Keperawatan Jean Watson, memahami bagaimana pandangan ini telah membentuk praktek keperawatan kontemporer, dan merenungkan dampaknya terhadap pengalaman pasien serta hubungan perawat-pasien. Mari kita menjelajahi dunia Teori Keperawatan Jean Watson dengan pandangan yang luas dan menggugah, membawa keperawatan ke tingkat yang lebih mendalam dan bermakna.
"Konsep Dasar Keperawatan" |
Margaret Jean
Harman Watson, seorang perawat dengan gelar PhD, RN, AHN-BC, FAAN, lahir pada
10 Juni 1940 di Wecth, Virginia Barat. Watson adalah penggagas teori
keperawatan asal Amerika. Setelah menyelesaikan pendidikan di Lewis Gale School
of Nursing di Roanoke, ia pindah ke Colorado bersama suaminya Douglas pada
tahun 1961. Watson meraih gelar S1 di Boulder pada tahun 1964, S2 di bidang
keperawatan jiwa pada tahun 1966, dan S3 pada tahun 1973, semuanya di University
of Colorado.
Watson bekerja
di University of Colorado Health Sciences Center di Denver sebagai perawat dan
petugas administrasi. Pada tahun 1980, bersama teman-temannya, ia mendirikan
Human Caring, sebuah pusat kajian keperawatan untuk meningkatkan dukungan
terhadap praktik klinis, pendidikan, dan beasiswa mahasiswa keperawatan. Human
Caring berkembang menjadi kurikulum pasca sarjana di University of Colorado
School of Nursing.
Pada tahun 1997,
Watson mengalami kecelakaan yang menyebabkan kehilangan mata kirinya, dan pada
tahun 1998, suaminya meninggal dunia. Pengalaman ini membentuk dasar teori
keperawatannya yang menekankan kasih sayang manusiawi. Watson menjadi doktor
keperawatan klinis pada tahun 2005.
Watson menjadi pengajar kehormatan di beberapa universitas di AS dan aktif menulis buku. Karyanya meliputi "Nursing: The Philosophy and Science of Caring" (1997), "Nursing: Human Science and Human Care" (1985, 1988, 1999), "Postmodern Nursing and Beyond" (1999), "Instrument for Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences" (2002), dan "Measuring Caring: International Research on Caritas as Healing" (2011).
Pada tahun 2012, Watson menerbitkan dua buku: "Creating a Caring Science Curriculum" (bersama Hills) dan "Human Caring Science: A Theory of Nursing."
Teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Margaret Jean Harman Watson memiliki Caring
sebagai dasar, dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1979 dalam bukunya
"Nursing: The Philosophy and Science of Caring". Teori ini menggambarkan
keperawatan sebagai ilmu tentang manusia, dengan fokus utama pada kepedulian
terhadap individu, keluarga, dan kelompok. Watson membangun teorinya dengan
kesadaran akan pentingnya humanisme dan ilmu metafisika, menekankan filsafat
menjadi dan mengetahui.
Tujuan utama
dari Teori Caring Watson adalah memberikan bantuan kepada individu sehingga
mereka dapat mencapai keseimbangan. Untuk mencapai tujuan ini, Watson merinci
sepuluh faktor karatif yang dikenal sebagai intervensi dalam teorinya.
Faktor-faktor ini membentuk dasar bagi perawat untuk memberikan perhatian yang
holistik dan peduli kepada pasien.
Teori
keperawatan Watson juga menekankan aspek interpersonal dan transpersonal,
melibatkan elemen seperti empati, keselarasan, dan kehangatan yang muncul dari hubungan
antara perawat dan pasien. Aspek interpersonal mencakup hubungan antarindividu,
sementara aspek transpersonal mengacu pada dimensi spiritual dan transendental
dalam hubungan perawatan.
Dengan demikian,
Teori Caring Watson menciptakan dasar bagi praktik keperawatan yang tidak hanya
fokus pada aspek fisik, tetapi juga memperhatikan dimensi emosional, spiritual,
dan transpersonal dari perawatan pasien.
Berikut 10
faktor karatif dan proses caritas dalam teori keperawatan Watson menurut
Mccance & Rgn, 1999 ; Alligood, 2014 :
No |
Faktor Karatif |
Proses Caritas |
1 |
Sistem nilai humanistikaltruistik. |
Melaksanakan praktik yang berhubungan dengan kasih sayang cinta, kebaikan dan kesadaran akan proses Caring terhadap manusia |
2 |
Keyakinan dan harapan |
Menanamkan dan menumbuhkan keyakinan serta harapan terhadap diri sendiri dan orang lain |
3 |
Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain |
Mengenyampingkan ego dan menanamkan praktik spiritual untuk membantu orang lain (hubungan transpersonal) |
4 |
Membantu-rasa percaya, hubungan caring sesama manusia |
Menanamkan hubungan caring yang mencangkup ketulusan, saling membantu bagi yang membutuhkan, dan percaya. |
5 |
mengekspresikan perasaan positif dan negative |
Memberikan dukungan psikologis dari perasaan positif dan perasaan negatif yang diekspresikan orang lain. |
6 |
Kreatif dalam membuat keputusan dalam proses caring |
Menggunakan sesuatu yang kreatif dan memiliki nilai seni dalam proses caring yang diberikan pada manusia yang terintegrasi dalam proses caring-healing |
7 |
Transpersonal dalam hubungan belajar- mengajar |
Ikut serta dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan makna dari apa yang disampaikan orang lain berdasarkan pandangannya masing-masing |
8 |
Menghadirkan dukungan, perlindungan psikologis, fisikal, sosial dan lingkungan spiritual. |
Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mempercepat proses penyembuhan |
9 |
Membantu proses pemenuhan kebutuhan manusia |
Melalui sikap caring diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia dalam semua aspek perawatan. |
10 |
Mengizinkan adanya kekuatan eksistensial – fenomenologi spiritual. |
Merawat orang lain dengan memahami dan memasuki dimensi spiritual dan eksistensi kematian seseorang |
Teori Caring oleh Margaret Jean Harman Watson merupkan suatu teori keperawatan yang didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari fenomena sekitar. Watson menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengeksplorasi konsep caring dan healing yang diperlukan oleh pasien. Selain itu, Watson selalu mengaitkan hubungan manusia dengan alam semesta dalam pemikirannya.
Eksplorasi terhadap kebutuhan caring pasien membawa Watson pada kesimpulan bahwa kebutuhan manusia akan caring tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan. Dengan demikian, Watson mengintegrasikan konsep caring dalam perawat yang bersifat liberal dan berseni. Seni digunakan untuk memahami budaya dan pikiran pasien, menciptakan hubungan transpersonal yang mendalam antara perawat dan pasien. Dalam konteks ini, keahlian seni perawatan digunakan untuk lebih memahami dan meresapi kebutuhan pasien secara holistik.
Asumsi tentang hubungan caring
transpersonal dalam teori Watson dijelaskan sebagai berikut:
1. Perawat memiliki komitmen moral, keinginan, dan kesadaran caritas untuk memenuhi kebutuhan pasien, termasuk advokasi, memotivasi harga diri pasien, dan mendorong kesembuhan pasien.
2. Perawat memotivasi pasien untuk menyadari pentingnya dimensi spiritual dan memberikan motivasi diri sendiri. Motivasi ini diberikan sebagai bentuk caring untuk membebaskan pasien dari rasa putus asa dan penderitaannya akan penyakit.
3. Konsep caring dalam diri perawat tercermin dalam tindakan, ucapan, perilaku, sikap, pikiran, dan perasaan yang hadir secara tulus.
4. Seni diintegrasikan dalam berhubungan dengan pasien, memahami budaya dan pikiran pasien, serta menciptakan hubungan transpersonal yang mendalam.
5. Modalitas caring-healing dihadirkan dengan tujuan menjaga hubungan pasien dan perawat untuk mempercepat proses penyembuhan pasien.
6. Terjadi pengembangan hubungan personal dan profesional secara berkelanjutan.
7. Perawat diharapkan dapat mengambil pembelajaran dari setiap pengalaman merawat pasien, mengubahnya menjadi ilmu berharga untuk memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik di masa depan. Pengalaman juga dapat membangkitkan kepercayaan diri perawat dalam menghadapi pasien.
8. Adanya kebangkitan dari sisi spiritual pasien sebagai bagian dari proses caring.
9. Terdapat keinginan
terus-menerus untuk belajar, memperbaiki, dan mengembangkan konsep caring.
Paradigma keperawatan dalam teori
Caring (The Philosophy and Sciences of Caring) oleh Watson mencakup empat
elemen utama, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan, dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Keperawatan
sebagai Ilmu Pengetahuan:
Keperawatan, menurut Watson, digambarkan
sebagai ilmu pengetahuan yang melibatkan pemikiran, seni, komitmen, pandangan,
nilai, dan gairah dalam menjalankan tindakan keperawatan. Pendekatan ini
menekankan holistik dan beragamnya aspek keperawatan.
2. Manusia
sebagai Kesatuan:
Watson menggambarkan manusia sebagai
entitas yang hidup dalam satu kesatuan. Kesatuan ini melibatkan dimensi
pikiran, tubuh, jiwa, dan alam, yang tidak terikat oleh batasan ruang dan
waktu. Pemahaman ini menekankan pentingnya memperlakukan manusia secara
holistik.
3. Pandangan
Kesehatan:
Konsep kesehatan dalam pandangan Watson
berbeda dengan definisi WHO. Baginya, kesehatan merupakan kesatuan yang
harmonis dan terintegrasi antara pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang. Penyakit
tidak hanya termanifestasi dalam bentuk fisik, tetapi juga melibatkan aspek
kejiwaan.
4. Lingkungan
sebagai Kesatuan Universal dan Primordial:
Lingkungan, menurut Watson, dijelaskan sebagai sesuatu yang bersifat universal dan tidak terbatas hanya pada alam sekitar atau hubungan makhluk hidup. Ada dimensi primordial dalam hubungan lingkungan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Pemahaman ini menekankan keterhubungan yang mendalam antara manusia dan lingkungannya.
Paradigma ini
menciptakan dasar untuk praktik keperawatan yang holistik, di mana perawat
memandang pasien sebagai kesatuan yang kompleks, terkait erat dengan
lingkungannya, dan diakui sebagai entitas yang memiliki dimensi kesehatan fisik
dan jiwa.
Sumber:
Lestari, l. & Ramadhaniyati, 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar