Teori Keperawatan Nola J. Pender

Hadi M Assegaf
0


Cerdas-yes!!- Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah menjelajahi teori keperawatan Betty Neuman yang memperkenalkan konsep sistem keperawatan yang luas, holistik dan berbasis sistem yang mempertahankan faktor fleksibilitas. Berfokus pada respon sistem pasien terhadap stresor lingkungan aktual atau potensial dan menjaga stabilitas sistem klien melalui intervensi pencegahan keperawatan primer, sekunder, dan tersier untuk mengurangi stresor. Saat ini, kita akan melangkah lebih jauh untuk mengeksplorasi teori keperawatan yang tak kalah pentingnya, yakni teori yang dikembangkan oleh Nola J. Pender.


Nola J. Pender, juga merupakan salah seorang tokoh penting dalam dunia keperawatan, memberikan kontribusi besar dengan menciptakan Model Promosi Kesehatan. Teori ini tidak hanya mengarah pada pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan seseorang, tetapi juga mengeksplorasi upaya-upaya untuk mempromosikan kesehatan secara aktif. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya mengenai teori Betty Neuman, Nola J. Pender juga memberikan perspektif unik dalam menjelaskan bagaimana manusia dapat menjaga keseimbangan kesehatan dalam sistem kompleks tubuh dan lingkungan.


"Konsep Dasar Keperawatan"

Nola J. Pender, merupakan salah seorang tokoh penting dalam dunia keperawatan, ia lahir di Lansing, Michigan, pada 16 Agustus 1941. Didukung penuh oleh keluarganya, Pender mengejar mimpi menjadi seorang perawat. Ia mengikuti pendidikan di School of Nursing di West Suburban Hospital, Oak Park, Illinois, dengan dukungan keluarga yang luar biasa. Pada tahun 1962, Pender berhasil menyelesaikan pendidikan diplomanya dan memulai karirnya dengan bekerja di ruangan bedah dan anak di rumah sakit Michigan.


Setelah berhasil dengan pendidikan diplomanya, Pender tidak berhenti di situ. Pada tahun 1964, ia meraih gelar S1 di bidang keperawatan dari Universitas Michigan, diikuti oleh gelar S2 pada tahun 1965, semuanya dari universitas yang sama. Pender sangat tertarik dengan kehidupan manusia, khususnya melalui pengalamannya merawat anak dan remaja. Tahun 1969, ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di bidang psikologi pendidikan dari Universitas Northwestern. Ini menandai awal dari kontribusinya yang lebih besar terhadap dunia kesehatan.


Pender menciptakan Health Promotion Model (HPM), sebuah teori keperawatan yang mengemuka setelah penelitian intens selama 27 tahun. Filosofi dasar teorinya adalah memandang manusia secara holistik, sebagai makhluk yang membutuhkan interaksi dan pemenuhan kebutuhan dari orang lain. Teori ini menempatkan perawat sebagai panduan untuk memahami perilaku kesehatan dasar pasien, memberikan landasan bagi intervensi keperawatan yang efektif.


Teori HPM Pender memiliki delapan keyakinan kunci, dinilai oleh perawat sebagai poin penting untuk intervensi keperawatan. Hal ini memungkinkan perawat untuk memahami lebih baik perilaku pasien dan membantu mereka menuju gaya hidup sehat. Dengan pendekatan holistik dan pandangan yang mendalam terhadap kesehatan manusia, kontribusi Pender melalui teorinya telah menjadi panduan berharga bagi perawat di seluruh dunia untuk mempromosikan kesehatan dan merubah perilaku pasien menuju kehidupan yang lebih sehat.


Konsep Model Keperawatan Nola J Pender : Health Promotion Model (HPM)


Teori Keperawatan HPM, dikembangkan oleh Nola J. Pender pada tahun 1982 dan mengalami revisi serta peluncuran versi terbaru pada tahun 1996, berfokus pada promosi kesehatan individu. Teori ini membagi perilaku kesehatan menjadi tiga kelompok spesifik, yaitu karakteristik dan pengalaman individu, perilaku kognitif spesifik beserta pengaruhnya, dan perilaku yang dihasilkan. Konsep HPM dijelaskan dalam sebuah bagan, berfungsi sebagai panduan bagi perawat dalam memahami dan merencanakan intervensi kesehatan untuk mencapai hasil positif. Berikut bagan teori HPM Nola J Pender :

"Ilustrasi Health Promotion Model"


a. Karakteristik dan pengalaman individu 

Faktor personal dan faktor terdahulu dalam hubungannya dengan perilaku dibagi menjadi dua dimensi, yaitu pemahaman karakteristik dan pengalaman individu. Faktor personal melibatkan aspek biologis, psikologis, dan sosiokultural. Dalam konteks kesehatan, pemahaman faktor-faktor ini sangat penting untuk merancang intervensi yang sesuai dan efektif. Dengan mempertimbangkan dimensi karakteristik dan pengalaman individu, perawat atau profesional kesehatan dapat lebih tepat dalam memberikan dukungan dan panduan untuk meningkatkan kesehatan dan mendorong perilaku positif.


b. Perilaku spesifik kognitif dan pengaruhnya 

Pengaruh yang terkait dengan perilaku kognitif spesifik melibatkan beberapa faktor utama, yaitu manfaat dari tindakan, hambatan yang mungkin timbul, keyakinan diri, dan aktivitas terkait.  


1. Manfaat dari Tindakan:

   - Analisis manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan tindakan tertentu.

   - Evaluasi positif terhadap hasil atau konsekuensi yang diharapkan.


 2. Hambatan dari Tindakan:

   - Identifikasi rintangan atau hambatan yang mungkin muncul selama atau setelah tindakan dilakukan.

   - Penilaian potensi risiko atau kerumitan yang dapat menghalangi keberhasilan tindakan.


 3. Keyakinan Diri:

   - Tingkat keyakinan diri individu terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tindakan.

   - Pembangunan keyakinan melalui pengakuan potensi pribadi dan pengalaman positif sebelumnya.


 4. Aktivitas yang Berhubungan:

   - Keterlibatan dalam aktivitas yang relevan atau mendukung tindakan yang diinginkan.

   - Pembentukan kebiasaan atau pola perilaku yang mendukung pencapaian tujuan.


c. Perilaku yang dihasilkan 

Teori Health Promotion Model (HPM) yang dikembangkan oleh Nola J Pender menyoroti pentingnya mencapai capaian positif kesehatan. 

Dalam teorinya, Pender mengemukakan asumsi-asumsi kunci yang melibatkan kedua sumber utama, yaitu keperawatan dan perilaku kesehatan.


1. Menciptakan Kondisi Kehidupan yang Disukai:

- Manusia cenderung berusaha menciptakan lingkungan dan kondisi kehidupan yang menyenangkan bagi mereka sendiri. 


2. Kapasitas untuk Menilai Diri:

- Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menilai diri mereka sendiri berdasarkan kapasitas dan potensi yang dimiliki. 


3. Kecenderungan Positif untuk Perubahan:

- Individu memiliki kecenderungan alami untuk memandang ke arah positif dan bersedia melakukan perubahan demi kesejahteraan mereka. 


4. Regulasi Perilaku Sendiri:

- Manusia selalu berusaha untuk mengatur perilakunya sendiri, menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan dan mengarahkan tindakan mereka.


5. Kekompleksan Biopsikososial:

- Manusia dipahami sebagai individu yang kompleks, mencakup dimensi biologis, psikologis, dan sosial dalam pengertian kesehatan mereka.


6. Peran Tenaga Kesehatan dalam Lingkungan:

- Tenaga kesehatan dianggap sebagai bagian dari faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi individu, memperlihatkan pentingnya faktor-faktor eksternal dalam kesehatan.


7. Inisiatif untuk Rekonfigurasi Diri:

- Manusia memiliki inisiatif untuk melakukan rekonfigurasi diri guna mencapai perubahan perilaku yang mendukung kesehatan, menekankan pada kapasitas untuk mengarahkan transformasi positif. 


Teori HPM ini memberikan dasar untuk memahami bagaimana individu dapat terlibat dalam perilaku kesehatan yang positif melalui pengembangan kondisi kehidupan yang mendukung dan perubahan perilaku yang diarahkan pada kesejahteraan.


Paradigma Keperawatan Nola J. Pender: Memahami Kompleksitas Manusia dan Lingkungannya


1. Manusia: Biopsikososial dan Hubungan Timbal Balik dengan Lingkungan

Nola J. Pender, seorang ahli keperawatan terkemuka, melihat manusia sebagai entitas yang kompleks, yang terbentuk oleh dimensi biologis, psikologis, dan sosialnya. Pandangannya menggarisbawahi hubungan erat antara manusia dan lingkungannya, di mana keduanya saling memengaruhi. Manusia tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungannya, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menciptakan dan membentuk lingkungannya sendiri. Pengalaman dan karakteristik individu memainkan peran penting dalam membentuk perilaku hidup, termasuk keputusan seputar kesehatan.


2. Lingkungan: Dimensi Sosial, Budaya, dan Fisik 

Lingkungan, menurut perspektif Pender, mencakup dimensi sosial, budaya, dan fisik. Ini mencerminkan kehidupan sosial individu, warisan budaya mereka, dan faktor-faktor fisik di sekitar mereka. Pemahaman tentang interaksi kompleks ini menjadi kunci dalam membentuk pola perilaku dan pengambilan keputusan terkait kesehatan.


3. Keperawatan: Kolaborasi untuk Kesejahteraan Optimal

Keperawatan, sebagai ilmu, memiliki peran utama dalam berkolaborasi dengan individu, keluarga, dan masyarakat. Tujuannya adalah menciptakan kondisi kesehatan yang optimal dan sejahtera. Pender menekankan pentingnya peran keperawatan dalam membantu individu mengelola hubungan mereka dengan lingkungan, serta memberikan dukungan untuk mencapai kesejahteraan maksimal.


4. Kesehatan: Aktualisasi dan Keseimbangan dengan Lingkungan

Pender mendefinisikan kesehatan sebagai aktualisasi yang melekat pada individu. Kesehatan tidak hanya merujuk pada ketiadaan penyakit, tetapi juga mencakup perilaku hidup sehat, kemampuan untuk melakukan perawatan diri, dan kepuasan dalam hubungan sosial. Kesehatan dipandang sebagai suatu proses yang terus berkembang, selaras dengan pengalaman individu dan sejalan dengan lingkungan sekitarnya (Nola, 2011).


Paradigma keperawatan Nola J. Pender membuka pintu untuk pemahaman holistik tentang kesehatan dan kesejahteraan. Dengan melibatkan manusia sebagai entitas biopsikososial yang berinteraksi dengan lingkungan, keperawatan dapat memberikan kontribusi besar dalam menciptakan kondisi kesehatan yang optimal. Melalui kolaborasi dengan individu, keluarga, dan masyarakat, serta pengakuan akan kompleksitas manusia, keperawatan menjadi pilar penting dalam memandu perjalanan menuju kesejahteraan dan kehidupan yang berkualitas.


Sumber: 

Lestari, l. & Ramadhaniyati, 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)