Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital: Pemeriksaan Denyut Nadi

Hadi M Assegaf
0

 

Perawat menghitung denyut nadi menggunakan jam tangan Analog

Pendahuluan 

Pemeriksaan denyut nadi adalah salah satu komponen penting dalam pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign). Denyut nadi menunjukkan frekuensi, irama, dan kekuatan denyutan arteri yang dihasilkan oleh kontraksi jantung. Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai fungsi sistem kardiovaskuler, sirkulasi darah, dan kondisi umum pasien.

Dalam Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Tanda Vital, pemeriksaan nadi dilakukan untuk menilai denyut arteri yang dapat diraba, terutama pada arteri radialis, karotis, femoralis, dan dorsalis pedis. Nilai normal denyut nadi orang dewasa berkisar antara 60–100 kali per menit dalam keadaan istirahat

Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan secara palpasi menggunakan ujung jari, auskultasi menggunakan stetoskop pada area jantung, atau elektronik menggunakan alat monitor digital. Dalam praktik keperawatan, teknik palpasi radial paling umum digunakan karena mudah dijangkau dan tidak memerlukan alat khusus

Faktor yang Mempengaruhi Denyut Nadi

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan nadi antara lain:

  • Aktivitas fisik dan olahraga
  • Suhu tubuh
  • Emosi atau stres
  • Obat-obatan (misalnya beta blocker, kafein)
  • Posisi tubuh
  • Kondisi kesehatan (demam, hipovolemia, syok)

Tujuan Pemeriksaan Denyut Nadi

Tujuan pemeriksaan denyut nadi antara lain:

  1. Menentukan frekuensi denyut jantung per menit untuk mengetahui apakah berada dalam batas normal.
  2. Menilai irama atau ritme denyut nadi — apakah teratur atau tidak teratur.
  3. Menilai kekuatan atau volume denyut nadi (kuat, lemah, atau bounding).
  4. Membandingkan simetri antara sisi kanan dan kiri.
  5. Menilai efektivitas sirkulasi darah ke jaringan perifer.
  6. Menentukan respons tubuh terhadap aktivitas, obat-obatan, atau kondisi emosional.
  7. Menjadi data dasar dalam pemantauan kondisi pasien yang sedang menjalani perawatan.

Alat dan Bahan Pemeriksaan Denyut Nadi

Dalam pemeriksaan denyut nadi, perawat atau tenaga kesehatan memerlukan alat dan bahan sederhana sebagai berikut:

Alat dan Bahan

Fungsi

Jam tangan / stopwatch dengan jarum detik

Menghitung frekuensi denyut per menit

Buku catatan / formulir observasi

Mencatat hasil pemeriksaan

Sarung tangan (opsional)

Menjaga kebersihan dan higienitas

Tempat tidur / kursi

Memberikan posisi nyaman bagi pasien

Antiseptik tangan

Membersihkan tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan


Prosedur Kerja Pemeriksaan Denyut Nadi

Berikut langkah-langkah pemeriksaan denyut nadi berdasarkan SOP Keperawatan Dasar:

1. Persiapan

  • Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
  • Siapkan alat yang diperlukan (jam detik, formulir catatan).
  • Jelaskan prosedur kepada pasien agar lebih kooperatif.
  • Pastikan pasien dalam posisi nyaman (duduk atau berbaring).

2. Pelaksanaan

  • Tentukan lokasi pemeriksaan, biasanya pada arteri radialis (pergelangan tangan bagian ibu jari).
  • Gunakan ujung jari telunjuk dan jari tengah, jangan menggunakan ibu jari karena dapat memiliki denyut sendiri.
  • Tekan dengan lembut hingga terasa denyut yang jelas.
  • Hitung denyut selama 30 detik dan kalikan dua jika ritme teratur, atau 60 detik penuh jika irama tidak teratur.
  • Amati ritme (teratur/tidak teratur) dan kekuatan denyut (lemah, sedang, kuat).
  • Jika diperlukan, bandingkan nadi kanan dan kiri untuk menilai kesimetrisan.

3. Pencatatan dan Evaluasi

1. Catat hasil pemeriksaan meliputi:

  • Lokasi pemeriksaan
  • Frekuensi (bpm)
  • Irama
  • Kekuatan
  • Kondisi pasien saat pemeriksaan
2. Laporkan hasil yang abnormal (misal <60 atau >100 bpm) kepada perawat penanggung jawab atau dokter.
3. Bersihkan tangan kembali setelah pemeriksaan.

Nilai Normal Denyut Nadi Menurut Usia

Kelompok Usia

Frekuensi Nadi Normal (x/menit)

Bayi (0–1 tahun)

100–160

Anak-anak (1–10 tahun)

70–120

Remaja (11–17 tahun)

60–100

Dewasa

60–100

Lansia

60–100 (cenderung lebih rendah)


Catatan: Pemeriksaan nadi sebaiknya dilakukan pada pasien dalam keadaan tenang dan istirahat minimal lima menit setelah aktivitas berat, untuk menghindari hasil yang bias.


Sumber:

  • Kementerian Kesehatan RI. (2021). Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Tanda Vital. Jakarta: Kemenkes RI.
  • Potter, P.A., & Perry, A.G. (2017). Fundamentals of Nursing (9th ed.). Elsevier.
  • UIN Alauddin. (2022). Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan. Makassar: UIN Alauddin Press. repositori.uin-alauddin.ac.id
  • Penerbit Eureka. (2023). Buku Ajar Keterampilan Dalam Keperawatan. repository.penerbiteureka.com
  • HonestDocs Indonesia. (2023). “Tanda-Tanda Vital (TTV): Pemeriksaan dan Nilai Normal.” honestdocs.id
  • UPTD Puskesmas Sukadamai Lampung Selatan. (2022). SOP Pengukuran Tanda-Tanda Vital (TTV). pkmrisukadamai.lampungselatankab.go.id






Tags
SPO
  • Newer

    Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital: Pemeriksaan Denyut Nadi

Post a Comment

0 Comments

Post a Comment (0)
3/related/default