Teori Keperawatan Handerson

Hadi M Assegaf
0


Cerdas-yes!!-  Setelah membahas teori keperawatan Florence Nightingale sebelumnya, sekarang kita akan menjelajahi Teori Keperawatan Handerson. Teori ini memberikan perspektif unik tentang esensi perawatan dan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh. Dengan memahami konsep-konsep penting dalam pandangan Handerson, kita dapat melihat bagaimana teori ini membentuk praktik perawat modern. Mari kita telusuri lebih lanjut dan temukan inti dari Teori Keperawatan Handerson untuk memperluas pengetahuan kita dalam dunia keperawatan. 


"Ilustrasi: Konsep Dasar Keperawatan"

Virginia Avanel Henderson lahir di Kota Kansas, Missouri, pada tanggal 19 Maret 1897, dan meninggal pada tanggal 30 November 1996, mencapai usia 98 tahun. Selama enam puluh tahun kehidupannya, Henderson memberikan kontribusi besar di bidang ilmu keperawatan, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam keperawatan pada abad ke-20. Selama masa karirnya yang panjang, ia tidak hanya menjadi perawat tetapi juga seorang guru, penulis, dan peneliti yang sangat dihormati (Masters, 2015).


Virginia Avenel Henderson menemukan ketertarikan mendalamnya terhadap keperawatan selama Perang Dunia I, di mana ia melihat dampak langsung perang terhadap kesehatan dan penderitaan individu. Setelah bersekolah di Army School of Nursing pada tahun 1921, Henderson memulai praktik keperawatan di Hendry Street Visiting Nurse Service di New York City. Pengalaman ini membentuk dasar bagi karir panjangnya di dunia keperawatan.


Ia melanjutkan pendidikannya di Columbia University Teachers College, di mana ia berhasil meraih gelar sarjana dan masternya di bidang keperawatan. Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Henderson mulai mengajar di Teachers College dan Universitas Yale, menandai awal kontribusinya sebagai pendidik di bidang keperawatan.


Pada tahun 1955, Henderson memperkenalkan definisi keperawatan yang sangat terkenal, yang menjadi landasan untuk pandangan holistiknya terhadap keperawatan. Ia juga aktif dalam melakukan penelitian yang menjadi dasar ilmu pengetahuan keperawatan. Model keperawatan Henderson, yang mencakup Teori Kebutuhan, menjadi terkenal sepanjang abad ke-20.


Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pengembangan Teori Kebutuhan, yang menekankan pentingnya kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Teori ini telah menjadi panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan efektif.


Sebagai pengakuan atas dedikasinya, Henderson dianugerahi 12 gelar tertinggi dalam derajat pendidikan. Keseluruhan, warisan Virginia Avenel Henderson dalam dunia keperawatan tidak hanya tercermin dalam konsep-konsep teoritisnya tetapi juga dalam pengabdiannya yang panjang sebagai perawat, guru, penulis, dan peneliti.


Model Keperawatan Henderson menekankan 14 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk memastikan kesejahteraan pasien selama proses perawatan :


1. Bernafas dengan normal: Pasien perlu mendapatkan dukungan pernapasan yang memadai dan termonitor dengan baik, terutama dalam kondisi medis yang memengaruhi sistem pernapasan.


2. Makan dan minum dengan cukup: Asupan nutrisi yang memadai dan hidrasi yang baik sangat penting untuk pemulihan pasien. Perawat dapat membantu dalam perencanaan diet yang sesuai dengan kebutuhan individu.


3. Melakukan eliminasi dengan teratur: Memastikan fungsi sistem ekskresi normal adalah tanggung jawab perawat, termasuk pemantauan output urin dan bantuan dalam masalah eliminasi lainnya.


4. Bergerak dan menjaga postur yang diinginkan: Latihan dan bantuan dalam menjaga mobilitas membantu mencegah komplikasi fisik, terutama pada pasien yang mungkin terbatas geraknya.


5. Memiliki istirahat tidur yang memadai: Pasien perlu diberikan lingkungan yang mendukung tidur yang nyaman, dan perawat dapat membantu mengelola gangguan tidur jika ada.


6. Memilih dan menggunakan pakaian yang nyaman: Menyediakan pilihan pakaian yang sesuai dan nyaman membantu meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan diri pasien.


7. Menjaga suhu tubuh dalam rentang normal: Perawat dapat membantu mengelola suhu tubuh pasien dengan menyediakan perlengkapan atau pengaturan lingkungan yang sesuai.


8. Menjaga kebersihan tubuh dan melindungi kulit: Perawat bertanggung jawab untuk memastikan kebersihan pasien, menghindari infeksi, dan memberikan perawatan kulit yang tepat.


9. Menghindari lingkungan berbahaya dan trauma: Identifikasi dan menghilangkan faktor risiko di lingkungan pasien membantu mencegah kecelakaan dan trauma.


10. Melakukan komunikasi dengan orang lain: Membantu pasien dalam berkomunikasi efektif dengan staf medis dan keluarga dapat meningkatkan dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis.


11. Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan dan moral: Mengakomodasi kebutuhan spiritual dan moral pasien adalah aspek penting dari pelayanan keperawatan yang holistik.


12. Bekerja dan mencapai prestasi atau hasil kerja: Memberikan dukungan untuk kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan mencapai tujuan mereka.


13. Melakukan aktivitas bermain dan rekreasi: Mendorong partisipasi dalam kegiatan rekreasi dan hobi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.


14. Mempelajari, menggali, dan menilai kepuasan terhadap fasilitas kesehatan :Memberikan informasi dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan pemahaman dan kepuasan pasien terhadap perawatan yang diberikan.


Komponen 10 dan 14 dalam Teori Keperawatan Henderson menyoroti kebutuhan psikologis pasien, yang mencakup komunikasi dan pembelajaran. Perawat berperan dalam membuka jalur komunikasi yang efektif, memastikan bahwa pasien dapat menyampaikan perasaan, kebutuhan, dan juga memiliki kesempatan untuk memahami informasi terkait kondisinya. Proses pembelajaran ini membantu pasien dalam mengelola kesehatannya dengan lebih baik.


Komponen 11 menekankan pentingnya kebebasan beragama dan moralitas pasien. Perawat harus dapat menciptakan ruang yang mendukung praktik ibadah dan refleksi moral sesuai dengan keyakinan masing-masing pasien. Ini mencerminkan aspek spiritual dan etis dalam memberikan perawatan holistik.


Komponen 12 menyoroti dukungan perawat terhadap pasien dalam bekerja, menghasilkan karya, dan meraih prestasi. Ini menciptakan lingkungan di mana pasien diberdayakan untuk mencapai tujuan mereka, meningkatkan rasa pencapaian diri, dan membangun kemandirian.


Komponen 13 menggarisbawahi pentingnya aktivitas bermain dan rekreasi. Ini bukan hanya tentang menyediakan hiburan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan psikologis pasien. Aktivitas ini membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan mendukung aspek psikososial kesehatan. (Parker, 2001; Henderson, 1964).


Keseluruhan, komponen-komponen ini memberikan pandangan yang jelas tentang keberagaman praktik keperawatan dibandingkan dengan kedokteran. Sementara kedokteran sering fokus pada aspek fisik penyakit, keperawatan membawa dimensi tambahan, mencakup kebutuhan psikologis, spiritual, dan sosial pasien. Dengan memahami dan menerapkan komponen-komponen ini, perawat dapat memberikan perawatan yang lebih holistik dan sesuai dengan nilai-nilai teori keperawatan Henderson. 


Teori keperawatan Henderson mengedepankan pandangan bahwa setiap individu, baik yang sakit maupun sehat, membutuhkan bantuan untuk mencapai kemandirian fisik dan psikis secara menyeluruh. Beberapa konsep utama dalam paradigma teori keperawatan Henderson, sebagaimana dipaparkan dalam Masters (2015), adalah:


1. Manusia:

Henderson melihat manusia sebagai individu yang kompleks, terdiri dari aspek biologi, psikologi, sosiologi, dan spiritual yang saling terkait. Pasien dan keluarganya dianggap sebagai satu kesatuan yang memerlukan bantuan dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar dalam asuhan keperawatan.


2. Lingkungan:

Lingkungan dipandang sebagai kumpulan faktor eksternal yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Henderson memandang lingkungan dari segi biologi, fisik, dan perilaku. Komposisi biologis dan fisiknya mencakup elemen-elemen seperti makhluk hidup, sinar matahari, oksigen, dan faktor-faktor ekologi lainnya. Komposisi perilakunya mencakup interaksi sosial, ekonomi, legal, politik, dan sistem keagamaan yang memengaruhi status kesehatan manusia.


3. Kesehatan:

Meskipun Henderson tidak memberikan definisi eksplisit tentang kesehatan, dia mengaitkannya dengan peningkatan kepuasan dan kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.


4. Keperawatan:

Keperawatan, menurut Henderson, dianggap sebagai seni yang menekankan empati. Perawat memiliki peran unik karena tidak hanya membantu individu yang sakit, tetapi juga mendukung individu yang sehat. Perawat berkontribusi aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mengantarkan pasien menuju kematian yang damai. Perawat juga dianggap sebagai sumber kekuatan, keyakinan, dan pengetahuan untuk membantu proses penyembuhan pasien. 


Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, perawat dapat memberikan pelayanan yang holistik, memahami kebutuhan pasien secara menyeluruh, dan memberikan dukungan yang sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan pasien.


Sumber:


Lestari, l. & Ramadhaniyati, 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. In: Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)